MY HIDDEN GEMS, DI BALIK SECANGKIR KOPI
My hidden gems, di balik secangkir kopi |
My Hidden Gems, di Balik Secangkir Kopi : Yass! Ini tentang aku, dia, dan mereka. Orang-orang yang dekat dan lekat di hati. Sejak dulu hingga kini. Mereka, yang membawa warna tersendiri, dan menjadikan hidup warna-warni. Di dini hari yang sepi ini, wajah-wajah mereka berseliweran dalam ruang imaji.
Ah ya, ini juga tentang kopi. Karena berbicara tentang mereka, sudah pasti angan melayang pada ruang dan masa dimana menyeruput kopi bersama adalah hal yang membuat kami terbiasa satu sama lain. Berbicara terbuka tentang apa saja: luka, tawa, dan bahkan amarah.
Ini terjadi begitu saja. Dan baru kini kusadari, kebersamaan dengan mereka tak terlepas dari momen-momen menikmati kopi bersama. Tak semua begitu memang, tapi cukup banyak yang demikian. Beberapa akan kuceritakan disini, singkat saja.
Dimulai dari dia. Seseorang yang telah tertinggal jauh di garis waktu namun masih kerap hadir sekelebat. Seseorang yang hadir mencari cela kala hati patah entah jadi berapa. Kala masa muda dan gejolak cita-cita masih begitu kentara. Dia yang kini entah dimana. Dulu pernah singgah menawarkan rasa.
Tak banyak yang kuingat tentangnya. Karena hadirnya memang hanya sebentar saja. Tapi yang tak mungkin kulupa, di antara perjuangan sebagai anak rantau yang mencoba bertahan di kota kala itu, ada dia yang senantiasa mencoba mengusir lara. Sekedar menjemput sepulang kerja ataupun kuliah, berkeliling kota, atau menikmati segelas cappuccino di warung kopi langganannya. Ya, ia memang tak bergelimang rupiah, tapi mencoba selalu ada dalam tiap suasana.
Kebersamaan kami tak lama. Selepas kukatakan masih ingin menikmati kesendirian, ia pun berbalik arah. Aku tak marah, justru bersyukur dia serealistis itu di usia kami yang masih relative muda.
Meski rasanya tak kubalas. Tak kupungkiri kehadirannya yang sejenak dan mengenalkanku pada cappuccino itu cukup mengesankanku. Di masa-masa ‘sayap-sayap patah’ku, totalitasnya untuk mendapat tempat di hatiku cukup membuatku merasa terhibur dan belajar: mencintai itu butuh totalitas, tetapi juga wajib realistis.
Beberapa tahun kemudian, dia yang lain tiba-tiba hadir dan mengisi ruang di hati. Entah sebuah kebetulan atau apa, menikmati cappuccino bersama menjadi alasan di awal-awal kedekatan kami. Cappuccino memiliki peran tersendiri dalam hubungan ini, hingga ia pun terjuluki si mr cappuccino.
Pertalian kami cukup lama. Penuh dinamika. Dalam menjalaninya ada masa-masa penuh semangat, ada waktu-waktu putus asa. Bersebab cita-cita kerap bersebeberangan dengan realita. Tapi momen menikmati segelas cappuccino bersamanya membuatku tau, betatapun rumitnya pertalian ini, kami tak boleh menyerah begitu saja.
Sekian tahun berlalu dengan berbagai dinamika, akhirnya kami memutuskan untuk tak lagi bersama. Sia-sia kah tahun-tahun bersama si Mr. Cappuccino? Buatku tidak. Sebab dari sana aku belajar memperjuangkan apa yang kuinginkan.
Aku belajar menerima ketentuan Tuhan. Belajar untuk berdamai dengan masa lalu agar mantap melangkah ke masa depan. Belajar untuk terlebih dahulu selesai dengan diri sendiri sebelum memutuskan membiarkan orang lain masuk ke kehidupanku. Dan kini, aku bisa melangkah pasti bersama seseorang yang menemani hari-hari dan menikmati cappuccino cincau favoritku.
Oh apakah tulisan ini hanya berkisah tentang para mantan? Tentu saja tidak. Kopi tak memulu kunikmati dengan makhluk berjuluk kekasih. Mereka-mereka berlabel sahabat pun kerap menjadi kawan ‘coffee time’ku.
Seorang sahabat sekaligus partner menjalankan usaha, jadi kawan minum kopi yang asik. Dulu, di rumah tempat kami ngontrak bersama, menyeduh kopi dengan kreasi sesuka hati adalah cara kami merayakan kebersamaan. Jika sudah begini, kami bisa betah ngobrol lama. Membicarakan berbagai hal, dari mulai rencana bisnis hingga masalah hati. Dua gelas kopi yang kami racik sendiri menjadi pengantar momen-momen kebersamaan yang hingga kini sering kurindui.
Momen ngobrol sambil minum kopi bersamanya si gadis bersio kuda itu membuatku mengerti, ada yang jauh lebih penting dari sekedar bisnis: persahabatan kami. Walau berkali-kali usaha kami merugi, tapi persahabatan ini tak boleh ternodai oleh perkara hitung-hitungan di buku kas kami. Sebab berteman bukan tentang untung rugi.
Ada pula seorang kawan dekat yang jika bertandang kerap membawa tentengan: dua cup cappuccino cincau beserta cemilan. Tentu aku sudah bisa memastikan durasi kunjungan. Bisa setengah hari, atau bahkan menginap berhari-hari. Curhat hingga larut malam, pagi ke pagi, ditemani gelas demi gelas kopi. Ia yang mengajariku tentang dedikasi. Bukan, bukan dalam hal pekerjaan. Tapi dalam pertemanan.
Begitulah kopi melekatkanku dengan orang-orang yang memberi arti. Tapi bukan berarti aku coffee addicted ya. Sekedar penikmat saja yang tak mempermasalahkan apakah itu kopi sachet murah meriah atau manual brew ala-ala café. Sebab buatku, poin utamanya adalah momen yang tercipta di balik segelas kopi yang tersaji di meja.
Apapun jenis kopinya, momen menikmati kopi bersama orang-orang terdekat lah poin pentingnya. Lewat obrolan demi obrolan saat minum kopi, aku bisa mengenal lebih dekat teman ngobrolku. Melihatnya dari sisi yang berbeda dan menemukan hal-hal tersembunyi yang menarik darinya.
Di balik secangkir kopi. Ada cerita demi cerita yang runtun tersaji. Ada luka yang terobati. Ada amarah yang bebas. Ada cinta yang yang terluahkan. Ada semangat yang menggebu, dan hal-hal berarti lainnya. Lewat obrolan saat minum kopi, aku menyadari dan merasakan banyak hal.
Buatku, kopi adalah perantara. Momen-momen yang tercipta di balik segelas kopi itulah yang mahal. Layaknya hidden gems yang tak semua orang bisa menemukannya. Ya, momen yang tercipta saat menikmati kopi bersama orang-orang terkasi adalah hidden gems bagiku.
Hidden gems, istilah ini mungkin punya makna berbeda-beda pada tiap orang. Mendengar kata hidden gems, mereka yang hobi travelling mungkin akan teringat pada tempat-tempat indah tersembunyi yang pernah mereka kunjungi. Para penggemar kopi di Jakarta pasti akan teringat beberapa kedai kopi yang lokasinya tak terduga tapi memiliki cita rasa kopi yang wah. Buatku pribadi, hidden gems justru tak merujuk pada tempat, melainkan pada momen yang sudah kuceritakan tadi.
Dan buat kalian yang kerap menggunakan aplikasi Traveloka, istilah hidden gems pastilah memiliki arti yang berbeda dari tiga hal di atas. Hidden gems yang ini seru dan wajib kamu tau.
Sebuah kabar gembira. Rupa-rupanya tak hanya aku yang memiliki hidden gems tapi Traveloka juga. Hidden gems di Traveloka ini bikin efek bahagia karena banyak hal-hal menyenangkan di dalamnya.
Tak dapat dipungkiri, kian hari Traveloka kian menter aja. Selalu ada pembaruan demi pembaruan yang ditawarkan. Kalian pasti masih ingat aku pernah nulis tentang Traveloka Xperience kan. Nah kali ini tentang Treats by Traveloka Eats yang ingin kubagi ceritanya.
Baca juga : Anti Mati Gaya dengan Traveloka Xperience
Berburu Hidden Gems melalui Treats by Traveloka Eats!
Aku tau pasti masih ada yang bertanya-tanya apa itu Treats by Traveloka Eats. Oke langsung saja, Treats by Traveloka Eats adalah fitur terbaru di Traveloka Eats. Disini bertabur diskon dan promo terbaru dari lokasi-lokasi makan dan minum bisa kita temukan. So, beragam promo dari partner-partner yang terdaftar bisa kita temukan dengan bebas. Nah lokasi dan aneka promo inilah Hidden Gems yang dimaksud.
Penasaran tapi masih bingung cara kerjanya. Oke, begini. Pertama-tama tentu harus punya aplikasi Traveloka, karena memang beragam promo dan diskon ini hanya bisa didapat dari aplikasi tersebut.
- Buka aplikasi Traveloka, kemudian klik ikon fitur Traveloka Eats
pilih icon Traveloka eats |
- Pilih kota yang ingin kamu temukan hidden gemsnya. Setelah itu klik ikon Treats. Maka muncul lah beragam pilihan lokasi makan dan minum yang menawarkan aneka promo.
Pilih kota dan klik ikon treats |
- Ketika menemukan lokasi dan promo yang disuka, bookmark promo dengan mengklik tulisan “SAYA MAU” di bagian kanan.
Pilih "SAYA MAU" untuk ngebookmark |
Tertarik berbagai penawaran dari restoran berbeda? Boleh. Kamu bisa bookmark sebanyak yang kamu mau. Mau dibuat folder juga bisa. Misal aku yang udah bookmark beberapa gerai kopi, aku buat saja folder kopi. Jadi sewaktu-waktu aku pengen ngopi dengan para kesayangan, tinggal cek folder tersebut dan pilih mana yag promonya paling menggiurkan.
Bisa buat folder untuk beragam promo yang sudah kita bookmark |
- Ketika datang ke lokasi restoran yang diinginkan, tunjukkan deal yang sudah dibookmark tadi ke staff restoran. Selesai deh, tinggal menikmati makanan, dan scan QR codenya. Untuk pembayaran kita bebas pilih mau pakai PayLater, kartu kredit ataupun jenis pembayaran lainnya.
Segampang itu? Iya segampang itu. Lagian kalau bisa gampang kenapa harus dibuat rumit coba?
Pilihan gerai kopi di Treats by Traveloka Eats
Kebahagiaan tersendiri buat aku adalah ketika menemukan berbagai gerai kedai kopi yang menjadi partner Treats by Traveloka Eats. Ada beberapa yang namanya unik dan menawarkan diskon yang bikin happy. Aku jadi mikir kira-kira kopi dengan nama unik ini cocoknya aku kunjungi bareng siapa ya?
Kopi Jwara
Namanya memotivasi banget ya. Berasa dapat suntikan energi positif saat dengar namanya. Pilihan menu kopinya juga banyak. Ini pas banget kalau kesini bareng si Sio Kuda, sahabat sekaligus partner bisnis yang masih proses ngabisin jatah gagalnya. Ini pas buat kita berdua supaya makin semangat menjunjung asas pertemanan positif. Bahwa walau bisnis bareng kami melulu gagal, tapi percaya aja persahabatan ini kelak akan mengantarkan kami pada kesuksesan eaaaak eaaaak.
Kopi Jwara, kira-kira ini plesetan dari kata Juara atau Jawara ya?! |
Kopi Bojo
Pertama kali dengar namanya aku langsung ngakak. Nggak usah ditanya kesini cocoknya bareng siapa. Dari nama kopinya udah jelas lah.
Mmm,,, nggak ada yang niat kesini sama selingkuhan kan?! ehehhehee |
Kopi Kurang Lebih
Kurang lebih kopi ini ingin kunikmati dengan dia yang pernah kuperjuangkan dan memperjuangkanku namun nasib berkata lain. Mungkin karena aku yang kurang usaha, atau dia yang terlalu berlebihan dalam berjuang. Yang jelas jika berkesempatan minum kopi disini bersamanya, kurang lebih ingin kukatakan: sudah lah, aku sudah bahagia dengan hidupku kini, kau pun harus demikian.
ya kurang lebih begitu lah ya pokoknya ^-^ |
Seteduh Kopi
Memiliki teman yang berdedikasi, bukankah itu patut disyukuri. Suatu waktu, ingin kuajak temanku itu menikmati kopi disini. Tentunya bookmark dulu lokasinya di Treats by Traveloka Eats. Promo-promonya tak boleh dilewatkan. Ada promo diskon 20% jika membawa tumblr sendiri. Pas lah, sesuai dengan ku yang sedang membiasakan diri bawa tumblr kemana-mana. Memanfaatkan promo diskon di Seteduh Kopi, selain hemat juga mendukung gerakan peduli lingkungan gaes, mantap kan!
Seteduh kopi, seteduh memiliki teman baik yang berdedikasi :) |
Sebenarnya ada banyak kedai kopi lain dengan nama unik dan beragam promo. Aku sampai bingung nentuin mana dulu yang hendak dicoba. Scrolling daftar partner Treats by Traveloka Eats ternyata juga bawa kesenangan tersendiri. Mau makanan atau minuman, pilihannya banyak. Jadi tergiur pengen ngebookmark semua, biar saat senggang dan bisa kulineran ntar bakal jadi #PengalamanMengeyangkan bersama Treats by Traveloka Eats.
My Hidden Gems, di Balik Secangkir Kopi! Selain #PengalamanMengenyangkan sudah pasti ada banyak cerita yang dibagi. Rindu yang terobati dan momen kebersamaan yang ingin terus dan terus diulangi.
Kalian sudah menemukan hiddens gems dari Treats by Traveloka Eats?! Sudilah kiranya berbagi kisah di kolom komentar di bawah ini.
0 komentar