SEKARANG AJA, KAWAN!
Sekarang aja, kawan! |
Usut punya usut ternyata si kawan lagi bokek alias nggak punya duit. Lagi-lagi kata ‘tumben’ terbersit di kepala saya. Pasalnya memang nggak biasanya tuh anak nggak punya duit.
Percakapan BBM pun akhirnya pindah ke obrolan via telfon. Si kawan akhirnya cerita kalau dia sudah sekitar semingguan nggak masuk kerja karena kesal sama bosnya. Ada suatu hal yang membuatnya enggan masuk kerja. Menurutnya bosnya sudah kelewatan dan dia harus mengambil sikap. Jadi aksi mogok kerjanya ini bisa dikatakan sebagai aksi protes gitu deh ke bosnya. Lagi ngambek lah ceritanya *bisa gitu ya ngambek sama bos sendiri*
Sebagai orang yang sering ditraktirnya kalau lagi punya uang, so pasti saya menyarankannya untuk jangan lama-lama ngambeknya. Bukan apa-apa, ngambeknya sama si bos meeen, kalau bosnya nggak suka terus dia dipecat, kan saya kena imbasnya, bakal jarang ditraktir *Yaoloooh… keliatan banget saya ada maunya yaaak*.
Bukannya meredah, si kawan malah tambah emosi. Katanya dia udah nggak peduli kalaupun nanti dipecat. Wedeeew.. beneran marah sepertinya si kawan saya ini. Jadinya saya ya cuma bisa ngingetin supaya dipikirin baik-baik dan hati yang adem, secara kan nyari kerja sekarang sussyaaaah. Mana si kawan ini juga nggak punya tabungan. Gajinya kebanyakan buat nyenengin orang sih *nraktir saya salah satunya :D*
Masalah aset, tabungan, ataupun investasi, sebenarnya saya udah sering ngingetin kawan saya ini. Have fun boleh, loyal ke teman-teman boleh, tapi jangan lupa buat menyisihkan gaji bulanan untuk jaga-jaga kalau-kalau ada keperluan di luar keperluan sehari-hari. Ada musibah misalnya. Atau pas lagi ngambek sama si bos dan sudah sangat tidak nyaman di tempat kerja, pasti bakal mikir berulangkali mau resign karena nggak punya topangan finansial. Atau tiba-tiba pengen ngelamar anak orang. Kalau nggak punya persiapan pendanaan kan bakal repot nantinya. Tapi nggak bakal demikian kejadiannya kalau kita punya simpanan dana darurat.
Tempat kerja udah nggak asik? Resign sekarang aja.
Adek itu minta dilamar? Tinggal jawab aja : “Yok dek, sekarang aja, abang juga udah niat banget halalin adek.”
Saya kasi saran buat memutar uangnya dalam bentuk usaha, alesannya nggak pinter usaha. Alhasil sekarang dia ikutan main jula-jula tiap minggu supaya uangnya terkumpul. Itupun begitu giliran dia yang narik uangnya habis-habis tak terlihat hasilnya.
Akhirnya si kawan nggak jadi resign. Alasannya ya itu tadi, nggak ada simpanan untuk biaya hidup sebelum dapat pekerjaan baru. Ya minimal untuk biaya hidup 6 bulan ke depan harus ada lah kalau kita pengen resign ya kan.
Berkaca dari si kawan ini, saya jadi mikir sendiri gimana caranya supaya tetap bisa punya persiapan finansial untuk masa depan namun tetap kecil resiko. Baik itu resiko godaan untuk membelanjakan uang ataupun resiko lainnya seperti kehilangan, kerugian, ataupun nilai uang yang berkurang.
Durian yang Mencerahkan
Minggu 14 Agustus 2016 lalu saya menyempatkan diri untuk hadir di acara kumpul bulanannya Blog M (Blogger Medan) yang diberi nama Durian (Diskusi Ringan Anak Medan) di Bangi Kopitiam, Jalan Juanda Medan.
Ada 2 orang yang berbagi cerita di Durian kali ini. Yang pertama Yuha dari KEKIDA (Kreasi Kita Beda) yang bercerita tentang startup bisnis, dan bang Ade dari Manulife yang bercerita tentang investasi.
Cuma kebagian dikit pas sesinya Yuha dari KEKIDA, telat sih datangnya :D |
Dan berhubung kemarin itu saya datangnya telat, jadi nggak bisa cerita banyak tentang materi yang dibawakan Yuha. Kalau materi dari bang Ade saya dengarin sampai akhir, tapi tetap aja nggak bisa cerita banyak karena keasikan ngemil ehehheee..
Ini nih yang buat perhatian sedikit teralihkan :D |
Singkatnya bang Ade cerita tentang pentingnya memulai investasi seawal mungkin. Kenapa? Banyak faktor sih, salah satunya tentu karena faktanya saat ini biaya hidup kian hari kian mahal saja. Selain karena memang mungkin gaya hidup masyarakat masa kini yang umumnya konsumtif, juga karena memang barang-barang yang kian hari kian naik harganya. Nilai uang yang kita miliki pun jadi semakin turun karena naiknya harga.
Bang Ade dari Manulife lagi jelasin tentang pentingnya investasi dimulai dari sekarang |
Kalau orang-orang dulu bisanya berinvestasi dalam bentuk barang seperti emas, property dan barang-barang lainnya. Ada juga yang memilih menabung di bank ataupun mendepositokan uangnya. Tapi selain itu ternyata ada pilihan lain guys, yakni berinvestasi di pasar modal.
Banyak yang masih asing dengan jenis investasi yang satu ini, termasuk saya sendiri. Dan karena tidak familiar, waktu dijelasin pun saya masih plonga-plongo aja dengerin bang Ade ngoceh di depan.
Ada 3 alternatif pasar modal: saham, obligasi, dan reksa dana. Nah kemarin itu bang Ade sekalian ngenalin salah satu produk reksa dana yang dimiliki Manulife, namanya Manulife Dana Kas II. Nah mungkin sebagian masih bertanya-tanya dan bingung tentang reksa dana, nggak usah nanya saya karena saya juga nggak pinter ngejelasinnya hahahhaa *dari pada saya jelasin tapi salah kan mending saya jujur aja kan ya*
Singkatnya reksa dana adalah salah satu pilihan alternative bagi yang ingin berinvestasi di pasar modal. Dibanding saham dan obligasi, modal untuk investadi di reksa dana relative kecil. Jadi cocoklah buat kita yang ingin mencoba berinvestasi di pasar modal.
Apa bedanya investasi reksa dana dengan menabung uang di bank seperti biasa? Bedanya tentu di nilai uang kita. Jika menabung uang di bank, nilai uang kita cenderung turun karena inflasi. Sementara jika di reksa dana nilai uang kita cenderung naik.
Seperti inilah kira-kira perbandingan uang kita ketika ditabung dan diinvestasikan di reksa dana Manulife dana kas II |
Asiknya lagi, mendaftar reksa dana Manulife sekarang prosesnya bisa online loh. Tinggal klik aja di www.klikmami.com, isi form registrasi, tunggu pihak klikMAMI menelpon, dan jadilah kita punya akun reksa dana di Manulife. Mudah kan?!
klikMAMI adalah situs online reksa dana Manulife. Situs ini bisa diakses kapan saja dimana saja selagi kita terhubung dengan internet. Ah… sekarang memang masa kejayaannya jari tangan ya. Apa-apa tinggal klik. Kita pun nggak perlu repot-repot harus datang ke kantor atau menghabiskan waktu untuk bertemu seseorang hanya untuk tanda tangan di atas kertas misalnya.
Pembahasan tentang investasi reksa dana dari Manulife ini membuat saya teringat dengan kawan yang kemarin ngambek sama bosnya. Yang akhirnya nggak jadi resign karena nggak punya simpanan dana darurat. Coba aja dari dulu dia rutin sisihkan gajinya untuk diinvestasikan di reksa dana, mungkin saat sudah benar-benar mentok dan nggak cocok dengan tempat kerja bisa dengan santai ngundurin diri karena seenggaknya dia punya simpanan dana untuk biaya hidup sebelum menemukan pekerjaan baru. Jadi kalau benar-benar udah nggak nyaman di tempat kerja bisa dengan santai bilang : “Udah nggak asik nih tempat kerjaku, resign sekarang aja ah!”
Hmm.. jadi mulai mikir nih, bulan ini mau nyisihin berapa ya buat investasi. Harus dimulai dari sekarang nih. Biar nanti kalau saya butuh sesuatu yang berhubungan dengan finansial saya bisa bilang “sekarang aja” karena sudah punya simpanan dana darurat.
Kalian udah punya investasi reksa dana belum? Kalau belum yuk ah sekarang aja mulai investasinya :)
2 komentar
Lumayan juga bedanya antara tabungan dan reksadana ya....
BalasHapusbener mbak, bedanya lumayan jauh ya kan mbak :)
Hapus