|
Wisata Mangrove Kampoeng Nipah - Serdang Bedagai |
Menikmati Wisata Mangrove Kampoeng Nipah – Serdang Bedagai : Pantai Mangrove adalah salah satu pantai dari sederetan pantai yang banyak dijumpai di kabupaten Serdang Bedagai. Orang-orang biasa menyebutnya Pantai Mangrove ataupun Wisata Mangrove. Karena selain bisa menikmati pantai, pengunjung juga disuguhi dengan pemandangan berupa pohon-pohon mangrove khas pinggiran pantai.
Pantai. Tempat ini ada dalam daftar resolusi 2016 saya. Bukan nama pantai tertentu yang saya tuliskan. Tapi keinginan untuk mengunjungi sekian jumlah pantai *jumlah pantainya rahasia ya, soalnya baru kesampain satu pantai ini saja*.
So, di suatu
weekend saat seorang teman bingung hendak jalan kemana. Saya pun mengusulkan untuk mengunjungi Pantai Mangrove. Awalnya yang hendak berangkat ada beberapa orang. Tapi kemudian jadinya cuma berdua saja *kebiasaan ya gini, sibuk atur agenda tapi kemudian banyak yang batal ikut*.
Alasan saya memilih untuk berwisata di Pantai Mangrove Kampoeng Nipah ini karena dibanding pantai-pantai yang lain di Serdang Bedagai, pantai ini belum terlalu terkenal. Jadi saya berpikiran bahwa pantai ini tentu tak akan seramai pantai-pantai lainnya. Tempat wisata kalau sudah terlalu ramai menurut saya justru tidak asik. Tidak bisa menikmati objek wisata dengan bebas.
Kami berangkat sekitar jam 2 siang *ini karena kebanyakan diskusi sana-sini dan berujung pada batal berangkat dan menyisakan 2 orang saja*. Kurang ideal sih berangkat jam segitu jika ingin wisata ke Pantai Mangrove Kampoeng Nipah. Selain karena letaknya yang lumayan jauh dari Medan, juga karena cuaca sedang panas-panasnya. Kalau naik mobil ber-AC
mah oke.
Lha kami naik sepeda motor,
yo kepanasan
rek :D
Wisata Pantai Mangrove Kampoeng Nipah berada di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Lama perjalanan jika dari Medan antara 1,5 – 2 jam.
Kami sampai pukul 15.35 WIB. Jalan masuknya di sebelah jembatan (ada plang penunjuknya kok, jadi tak perlu takut kesasar). Sekitar 1 kilo melewati jalan yang bersisihan dengan sungai yang bermuara ke laut, akhirnya kami pun sampai juga. Hal ini ditandai dengan distopnya kendaraan kami untuk membayar tiket masuk.
|
Perahu nelayan, berlabuh di pinggiran sungai |
Tiket masuk seharga 10 ribu berdua. Ini sudah termasuk parkir sepeda motor dan naik getek (semacam perahu mesin) ke dekat pantai. Cuma kemarin temen baru aja kesana katanya kena 50 ribu (3 orang 2 sepeda motor). Katanya ada uang dinas atau uang apa gituh makanya lebih mahal dari biasanya. Yah semoga aja uangnya buat biaya pengembangan Pantai Mangrove Kampoeng Nipah ini. Sering soalnya menjuampai tempat wisata yang tempatnya gitu-gitu aja tapi uang masuknya lumayan mahal.
Saya
excited dengan adanya getek ini. Saat hendak parkir, si geteknya mau berangkat, saya heboh nyuruh teman saya cepat-cepat parkir biar gak ketinggalan getek. Tapi kemudian si bapak petugas parkir bilang nggak pa-pa nanti ada lagi geteknya. Jadi deh saya nyengir tersadar kalau udah
excited berlebihan :D
|
Naik getek untuk sampai di pantai |
Benar saja, geteknya datang lagi. Kami naiknya dari semacam tangkahan dari papan dan bambu di pinggir sungai. Lumayan banyak pengunjung sore itu. Kebanyakan anak muda dan keluarga. Naik getek menyusuri sungai yang di kanan kirinya ditumbuhi pohon mangrove, buat saya cukup menyenangkan. Tapi belum ada sepuluh menit geteknya sudah menepi lagi karena sudah berada di pinggir pantai. Ealah.. belum hilang euphoria-nya padahal. Rupa-rupanya ini fasilitas getek hanya sekedar pemanis saja. Karena sebenarnya jalan kaki juga dekat kok dari parkiran ke pantai. tapi begitupun saya acungin jempol buat pengelolah yang merupakan penduduk setempat. Artinya mereka sudah berpikir dan punya inisiatif untuk menambah daya tarik agar banyak pengunjung berwisata ke Pantai mangrove ini.
|
Pemandangan saat naik getek |
Berdampingan dengan objek wisata Pantai Mangrove, ada pantai Silang Buah di sisi kiri. Hanya terpisahkan oleh sungai tempat kami naik getek tadi. Saya jadi teringat masyaaa lalluuh hahhahaa.. Dulu pernah saya menghabiskan waktu di malam tahun baru di Pantai Sialang Buah bareng 2 sahabat saya. Cuma waktu itu karena nyampenya malam jadi nggak tau gimana pemandangan jalan menuju kesana. Nah di sisi kiri Pantai Sialang Buah ini ada pantai lagi, namanya Pantai Kelang. Serdang Bedagai emang kebanyakan wisata pantainya guys.
|
Sampai juga di dermaga Pantai Mangrove |
|
Nah yang di seberang sono itu udah masuk kawasan Pantai Sialang Buah |
|
Welcome to Wisata Mangrove :) |
|
Ini buat foto beginian musti nunggu dulu sampe orang selesai lewat biar suasananya sepi dan berasa pantai milik pribadi :D |
|
Difoto kelihatan cerah banget. nah ini pas proses fotonya cengar-cengir kepanasan :D |
|
nah disini lumayan teduh karena banyak pohon bakaunya |
Ngepantai jam segini, panas ciiin.. Cuma untungnya wisata di Pantai Mangrove Kampoeng Nipah ini ya adanya pohon Mangrove ini. Jadi ada area pantai yang pinggirannya banyak pohon bakaunya, jadi bisa duduk-duduk di pinggir pantai sambil menikmati desiran angin dan deburan ombak tanpa harus panas-panasan. Tapi yang pengen lari-larian di pinggir pantai dengan area pasir yang lebih luas ada juga kok, cuma ya kalau jam-jam 4 sore seperti waktu kami berkunjung itu ya panas. Ada juga deretan gazebo sederhana tapi instagramable *padahal fungsi gazebo buat berteguh dan duduk-duduk ya, saya mikirnya cuma dari sisi instagramable atau nggak doang ckckkck*.
|
Nah tuh.. instagramable banget kan gazebonya |
Kawasan Pantai Mangrove Kampoeng Nipah Serdang Bedagai ini terbilang bersih *dan semoga saja akan tetap bersih, pengunjungnya juga semoga pada sadar untuk menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada*. Ada semacam plang berisikan keterangan harga makanan dan minuman yang ada di area pantai. Saya sih belum mencoba beli apa-apa karena kami bawa bekal minum dan camilan. Jadi tidak tau apakah informasi ini masih sesuai. Jika iya, tentu baik menurut saya. Jadi mau beli di penjual mana pun harganya tetap sama. Harga-harga yang tertera pun tergolong standart dan reasonable. Ada juga plang keterangan lokasi mandi meski bentuknya sangat sederhana.
|
Bersih. Kalian kalau kesini jangan buang sampah sembarangan ya.. |
|
Plang berisi info harga kuliner di kawasan Wisata Pantai Mangrove |
|
Meski sederhana tapi boleh lah ya :D |
Saya beristirahat sejenak di pinggir pantai yang teduh sementara teman saya jalan-jalan melihat-lihat sekeliling. Buat saya yang kadang-kadang menyukai waktu menyendiri, duduk-duduk di pinggir pantai sambil memandang ke laut lepas adalah hal yang saya nikmati. Puas-puasin dah memenuhi kerongkongan dengan udara pantai. Dibelai angin yang semilir, duuuh.. jadi pengen bobok santai disini.
|
Duduk-duduk di pinggir pantai yang teduh |
|
Iseng-iseng foto sana-sini |
|
Baper lihat hasil foto sendiri, pohon aja berdua, masak aku sendiri *guling-guling di pantai :D |
Tapi kan nggak mungkin dong saya bobok disini. Selain nggak ada alasnya, juga pasti jadi bahan perhatian orang. Lagi pula, saya belum melihat-lihat area lain panta ini. So, saya pun bangkit dan berjalan ke arah teman saya tadi pergi. Eh rupanya dianya jalan ke arah saya. Ya saya ajak balik arah lagi.
Matahari masih cetar membahana. Saya cengar-cengir menahan panas dan juga silau. Ditambah lagi telapak kaki yang juga kepanasan karena pasirnya panas *gitu pun tetap saja sandalnya dijinjing*. Alhasil kami berjalan di dekat laut yang pasirnya basah tersapu ombak.
|
Cari aman, jalan di dekat bibir pantai biar gak terasa banget panas pasirnya :D |
Kami jalan terus meninggalkan gazebo-gazebo di pinggiran pantai yang banyak diisi rombongan anak muda. Jalan terus sampai area yang sepi karena panas dan tak ada peneduh. Pohon-pohon bakau berada cukup jauh dari bibir pantai. Jauh di ujung sana, terlihat sesuatu berwarna pink tua yang berkibar-kibar dihempas angin. Saya pun jadi penasaran dan memaksa kaki terus berjalan.
|
Awalnya mau jalan di depan deretan gazebo ini, tapi karena pasirnya panas nggak jadi deh |
Hingga akhirnya langkah kami terhenti karena daratan yang terpisah oleh aliran air. Tak begitu lebar memang. Kelihatan juga tak begitu dalam. Teman saya menantang untuk menyeberanginya dan berjalan ke pantai yang pinggirannya banyak kain-kain pink tua berkibar-kibar. Meski belum pernah kesana, saya tau itu adalah romance bay yang beberapa waktu lalu sempat hits karena pantai tersebut didesain layaknya pantai-pantai di Bali. Romantis-romantis jambu gitu deh. Tapi saya menolak karena selain yakin pasti ada penjaga pantainya, juga karena saya mau jadi wisatawan yang baik *uhuii..* irit boleh tapi jangan menyalahi aturan juga dooong *sok bijak*.
|
Pantai Romantis terlihat di kejauhan |
Kami duduk-duduk di bawah sebuah pohon bakau yang cukup meneduhkan. Memandangi laut luas, juga airnya yang coklat bak kopi susu. Pantai-pantai di Serdang Bedagai yang merupakan area Selat Malaka ini memang yah begitulah, coklat susu. Beda dengan pantai-pantai di bagian barat yang berbatasan dengan Samudera Indonesia yang kinclong. Mungkin karena pantai disini adalah muara dari sungai-sungai yang ada di Sumatera Utara kali ya *sok tau*.
|
Akhirnya duduk-duduk di bawah pohon itu |
Kami tak banyak bicara, lebih banyak tenggelam dalam pikiran masing-masing. Saat-saat begini memang lebih asik dinikmati dengan diam. Rasanya begitu syahdu. Tanpa terasa matahari pun kian condong. Meninggalkan semburat jingga yang memesona. Suhu udara pun mulai berubah. Jadi lebih sejuk, mengarah ke dingin.
Kami memutuskan bangkit dan berjalan ke arah pulang. Tapi sebelum itu bermain-main dulu di pinggiran pantai yang mulai surut. Sambil menikmati pemandangan matahari hilang perlahan di balik rimbun pepohonan mangrove. Ah.. saya selalu jatuh cinta dengan momen matahari pulang ke peraduan. Rasanya nyaman, senyaman merebahkan kepala ke pangkuan ibunda.
|
Main-main sambil menikmati sunset dulu sebelum kembali ke Medan |
Pantai yang tadinya ramai mulai sepi. Satu persatu pengunjung bergerak pulang. Menyisahkan beberapa anak muda yang mendirikan tenda. Mereka hendak bermalam disini sepertinya *yang langsung membuat saya pengen camping disini*. ternyata memang disini boleh camping. Cukup bayar uang parkir kendaraan saja. Tentunya lebih besar dari jumlah uang parkir kami tadi *sempat saya tanyakan berapa bayar parkirnya kalau mau camping, cuma sayanya lupa*.
Matahari tenggelam sempurna. Lampu-lampu rumah penduduk mulai dihidupkan. Kami berjalan ke tempat parkir sepeda motor, tak lagi naik getek karena sudah lewat jam operasinya. Di tempat parkir, hanya tinggal sepeda motor kami. Mengobrol sejenak dengan petugas parkir yang ramah. Kami sedang ditunggu ternyata, pastinya karena tinggal motor kami satu-satunya yang mereka jaga, sementara mereka hendak istirahat. Tapi begitupun tak ada raut kesal di wajahnya, apalagi marah. Tetap lah ramah ya pak :)
Sepeda motor kami melaju ke arah Medan. Wisata ke Pantai Mangrove kali ini cukup membuat
refresh dan mengobati kerinduan saya akan suasana pantai. Kelak suatu saat saya ingin kembali kesini, mencicipi kulinernya dan merasakan camping di pantainya. Semoga saja ada waktu dan kesempatan, aamiin.
Kalian pernah
menikmati wisata Pantai Mangrove Kampoeng Nipah – Serdang Bedagai? Bagaimana kesannya?!
6 komentar
Hutan mangrove salah satu cara untuk melestarikan alam, masih asri ya mbak disana semoga tetap terjaga. Jadi kepikiran pengen buat list wisata setidaknya biar sebulan sekali bisa kelayapan alias ngebolang hehe
BalasHapusbener mbak, hutan mangrove merupakan cara untuk melestarikan alam, khususnya wilayah pinggiran pantai.
Hapusburuan buat list wisata mbak, jangan lupa Medan dimasukkin list juga, biar bisa berwisata ke pantai mangrove kampoeng nipah di serdang Bedagai ini :)
wah seru banget bisa jalan jalan dan melihat yang hijau di lahan tepi pantai. aku juga ada wisata seperti itu di sini. seru dan menyenangkan
BalasHapusbawaannya pikiran jadi fresh dan hati jadi plong ya mas kalau lihat yang hijau-hijau. apalagi kalau melihatnya sambil duduk santai di tepi pantai, menyenangkan sekali :)
HapusBolak balik mau ke sana belum jadi juga nih. Hahahaha :D. Lagi suka liatin mangrove, Di ;).
BalasHapusmollyta(dot)com
Bolak balik mau ke sana belum jadi juga nih. Hahahaha :D. Lagi suka liatin mangrove, Di ;).
BalasHapusmollyta(dot)com