|
Air Terjun Sikulikap |
Air Terjun Sikulikap, Keindahan Lain Hutan Penatapan : Kalau kalian melakukan perjalanan Medan-Berastagi, pasti bakal melewati warung-warung jagung bakar berjejer yang disebut Penatapan. Biasanya orang-orang singgah disini untuk melepas lelah sekaligus menikmati teh panas dan jagung bakar ataupun rebus. Monyet Gibon juga sering muncul disini dan jadi hiburan tersendiri bagi mereka yang singgah.
Kalau Penatapan mah banyak yang tau. Tapi kalau Air Terjun Sikulikap banyak yang nggak tau. Padahal letak air terjun ini persis di bawah kawasan Penatapan.
Saya sudah 3 kali mengunjungi Air Terjun Penatapan. Alasannya sih karena akses ke air terjunnya tidak begitu jauh. Dari Penatapan palingan cuma 15 menit jalan kaki menyusuri jalan setapak di hutan hijau dengan aneka tumbuhan.
Kalau kalian berniat mengunjungi air terjun ini, akses masuknya tidak sulit dicari. Jika kalian dari arah Medan, sebelum mendapati warung jagung bakar Penatapan, ada gapura selamat datang yang merupakan perbatasan wilayah kabupaten Deli Serdang dan Tanah Karo. Nah, di antara gapura selamat datang dan warung jagung bakar pertama Penatapan itu terdapat plang petunjuk di sebelah kiri yang merupakan akses masuk menuju Air Terjun Sikulikap.
Biasanya saya bakal singgah dulu ke salah satu warung, pesan jagung bakar dan teh manis, lalu menyantapnya sambil menikmati pemandangan sekitar. Baru setelah itu beranjak ke air terjun. Kendaraannya parkir di salah satu warung saja. Bilang saja mau ke air terjun. Mereka sudah paham.
|
Plang masuk ke air terjun, nggak jauh dari warung pertama di Penatapan |
Saran saya sih makan dan parkirnya di warung pertama itu saja. Selain karena dekat dengan akses masuk ke air terjun, juga karena saya perhatikan di warung tersebut ada himbauan untuk tidak membuang sampah ke luar/hutan. Mereka menyediakan tempat sampah. Pengalaman saya di warung lain, saat mengambil piring/gelas bekas pesanan pengunjung, pihak warungnya malah santai buang sampah ke bawah yang merupakan hutan Penatapan. Biasanya sampah kulit jagung rebus, bekas kemasan jajan ataupun kemasan cup mie instan. Beugh… kalau sampah organik mah mending, yang non organik ini yang bikin ngenes.
|
Jangan buang sampah sembarangan ya guys |
Jadi dengan alasan efisiensi dan kepedulian lingkungan, boleh lah ya saya nyaranin kalian yang pengen ke Sikulikap ataupun ke Penatapan buat singgahnya di warung pertama itu. Nama warungnya Green Leaf. Ini bukan ngiklan atau apa loh ya, saya nggak kenal pemilik warungnya kok :D
Oke, balik lagi ke
Air Terjun Sikulikap. Nggak ada pungutan apa-apa kalau kita mau mengunjungi air terjun ini *selain biaya parkir ya, seingat saya 5 ribu rupiah*. Dari plang masuk, kita tinggal ngikutin jalan setapak yang sudah disemen itu saja. Sekitar 15-20 menit udah sampe. Tapi kalau jalannya pake berhenti berkali-kali buat foto ini itu seperti saya ya bisa setengah jam juga baru nyampe. Jalannya datar. Palingan kalau ada nanjak juga dikit, nggak sampe bikin sesak napas.
|
Jalan setapak menuju air terjun |
|
Palingan kalau ada mendaki ya cuma sedikit gitu, nggak sampai bikin sesak napas lah :) |
|
Istirahat dulu melihat-lihat sekitar |
|
Ada beberapa bangku semen di sepanjang rute, tapi yang bisa didukuki cuma yang ini karena yang lainnya sudah berlumut |
Dentuman musik dari warung-warung jagung bakar Penatapan bakal kedengaran saat kita menuju air terjun. Ini karena memang jalurnya tepat di bawah warung Penatapan. Kalau suara musik sudah berganti dengan suara deru air, itu artinya air terjun semakin dekat dan artinya juga medannya berganti. Sebelah kanan tebing, kirinya jurang xiixiiixi.. tapi nggak usah mikir serem gimana, wong udah dipasang pagar pembatas kok. Memang sih ada pagar pembatas yang udah rusak, tapi sejauh pengamatan saya masih aman lah. Medannya masih bisa dilalui bahkan buat orang yang nggak biasa wisata adventure.
|
Bergaya dulu ah di pagar pembatas, disini pemandangannya juga keren :) |
Saya paling suka dengan jalan setapak paling ujung sebelum sampai di area air terjun. Di kanan kirinya tumbuh tanaman dengan daun lebar yang saya sendiri tak tau namanya. Menurut saya, lokasi itu kelihatan bagus untuk foto-foto :D
|
Tumbuhan berdaun lebar yang menurut saya bagus buat background foto :D |
|
Taraaaa,, sampailah di air terjun Sikulikap |
Sampai di air terjun, tak ada hal lain yang asik dilakukan selain menikmati tempias air yang menampar wajah. Iya, tak ada hal lain memang yang bisa dilakukan, tapi itu pun sudah menyenangkan buat saya. Dulu bisa melakukan berbagai aktifitas alam disini. Di salah satu tebing di dekat air terjun dulu sering dijadikan lokasi panjat tebing. Banyak juga para pecinta alam yang ngetenda disini. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Yang ada hanya semak-semak.
|
Nggak mudah loh bisa dapat foto cerah gini, secara anginnya lumayan dan membuat percikkan air ikut terbang kemana-mana |
|
Iya begini lah aslinya. selain harus hati-hati karena batunya licin/basah, anginnya lumayan, dan tempias air buat hasil fotonya buram gituh. |
|
Itu yang seperti kabut di foto itu adalah air yang terbawa angin. Walau cuma bisa menikmati tempias air terjun, tapi ini asik dan seger banget loh... |
|
Kalau lama-lama disini, bisa basah juga guys meski nggak nyemplung ke air :D |
Bagaimana dengan mandi? Saya tidak menganjurkan. Selain tidak ada fasilitas toilet ataupun ruang ganti, cerukan tempat air jatuh juga ‘pas-pasan’. Jadi susah kalau mau mandi disitu karena derasnya air yang jatuh dari atas. Tapi ada juga saya lihat bungkus shampoo. Artinya ada yang pernah mandi disini. Jadi kalaupun kalian mau mandi, bisa-bisa saja asal hati-hati karena selain derasnya air juga batu-batunya licin. Selai itu juga, please jangan ninggalin sampah ya.
|
Hati-hati kalau mau turun ke bawah, batunya licin dan aliran airnya cukup deras |
Hanya ada 2 tempat berteduh dengah atap berornamen khas karo. Selebihnya ya semak-semak. Tapi entah kenapa saya suka air terjun ini. Mungkin karena pemandangan di seberang berupa bukit hijau dan udara sejuknya yang semriwing bikin otak plong.
|
Nah tebing di ujung sana itu dulu sering dijadikan lokasi panjat tebing |
|
Pemandangan sekitar Sikulikap |
Sebenarnya saya pengen ngetenda disini. Tapi belum kesampaian. Jadinya cuma berkunjung sebentar saja. Entah apa yang membuat Air Terjun Sikulikap ditinggalkan pengunjung, tapi buat saya, air terjun ini tetap menjadi pilihan saat ingin bercengkrama dengan alam namun sedang tidak punya cukup waktu/tenaga untuk naik gunung ataupun menjelajah jauh ke hutan.
Ada yang pernah ke
Air Terjun Sikulikap?!
14 komentar
wah ajdi nyesel bulan lalu gak jadi ke sumut, penasaran jadinya
BalasHapuskenapa nggak jadi mak ke Medan, padahal kalau jadi kan bisa maen kesini :)
HapusPemandangannya, adem di mata. Yg membedakan dari air terjun lainnya, di sekitar situ ada tempat istirahatnya. Jadi pengunjung tidak terlalu capek jalannya.
BalasHapusiya mbak, ada dibuat tempat istirahat, sekalian tempat supaya nggak kena tempias air terjun yang lumayan bikin kuyup itu :)
HapusAmazing :-O
BalasHapuswah mbaknya pecinta air terjun juga ya ??
yoi mas, pada dasarnya aku suka wisata alam :)
Hapusyaah..., masa mandi di situ bungkus samponya nggak dibuang ya..
BalasHapussayang kan, air terjunnya bagus alami
itu dia mbak, masih banyak yang belum paham tentang pentingnya menjaga alam :(
HapusMasih alami banget mbak... My trip my adventure klo yang seperti ini.. Pas buat petualang :-)
BalasHapusbuat yang jarang berpetualang juga bisa kok mbak. soalnya nggak jauh masuk ke hutannya :)
Hapuswah baru tau nih ada air terjun...pernah lewat tp ga nampak plang nya :(
BalasHapuslain kali kalau lewat sini mampir ya :)
HapusPemandangannya bagus sekali ya mbak, tiket masuknya pun termasuk murah. Semoga saja, para pengunjung yang datang ke air terjun ini, bisa terus menjaga kelestarian alam dan menjaga kebersihannya ya..
BalasHapusAamiin. ini sebenarnya sudah tercemar sih mbak jika dibanding tahun 90-an. tapi semoga nggak lebih tercemar lagi ya :)
Hapus