TJONG A FIE MANSION, TERMEGAH DI MASANYA

WISATA MEDAN
Rumah Tjong A Fie
Tjong A Fie Mansoin, Termegah di Masanya – Wisata Sumut : Hingar-bingar kendaraan beradu. Bangunan-bangunan ruko berderet di kira-kanan jalan. Di deretan ke sekian, sebuah bangunan berbeda dari yang lainnya menarik perhatian saya. Bangunan tersebut agak masuk ke dalam dengan halaman dipenuhi bebungaan dan pepohonan. Di sebuah gerbang beraksen klasik terpampang huruf-huruf yang tak asing namun tak bisa saya baca. Inilah kediaman salah satu toko yang erat kaitannya dengan sejarah kota Medan. Sosok yang pada masanya menjadi orang terkaya di kota Medan : Tjong A Fie.
WISATA SUMUT
Berdiri tegak di tengah hiruk-pikuk kota
Tjong A Fie dilahirkan di sebuah desa kecil bernama Sungkow di Cina pada 1860. Ia berasal dari keluarga sederhana dari suku Khe. Keinginannya untuk memperbaiki taraf hidup membuatnya berani merantau ke negeri yang begitu jauh dari tanah kelahirannya. Pada 1880, ia pun tiba di Tanah Deli, menyusul abangnya Tjong Yong Hian yang sudah terlebih dahulu mengaduh nasib di Sumatera.

Kepintarannya bergaul membuatnya dengan cepat dikenal oleh kalangan penting di Medan kala itu. Ditambah lagi kepiawaiannya dalam berbisnis dan berpolitik yang membuat sepak terjangnya kian lancar.
SEJARAH SUMUT
Tjong A Fie
Kesuksesan dalam berbisnis tak membuat Tjong A Fie besar kepala. Ia dikenal sebagai orang dermawan dan tak pandang bulu. Ia pun membangun rumah mewah yang masih berdiri kokoh hingga kini. Rumah yang menjadi saksi kejayaannya di masa lalu.

Saya dan Robby mengunjungi kediaman Tjong A Fie di suatu sore yang mendung. Dipandu oleh Cristina, salah satu pemandu Tjong A Fie Mansion, kami berjalan-jalan santai menyusuri sudut demi sudut kediaman sang saudagar. Dengan ramah dan sabar Cristina menjawab semua pertanyaan yang mengganjal di pikiran kami.

Arsitektur Tiga Budaya
Tjong A Fie Mansion dibangun pada tahun 1900 di atas tanah seluas 8000 m2 dengan luas bangunan 6000 m2. Terdiri dari tiga bagian. Bangunan utama yang berada di tengah, lalu dua bagian di kanan dan kirinya. Ruangan-ruangan di bagian kiri dan kanan berbentuk simetris, dimana tiap kamar memiliki ukuran, desain dan perabotan yang sama satu sama lain. Secara keseluruhan, bangunan ini terdiri dari 41 ruangan, yakni 35 kamar tidur, selebihnya adalah ruang makan, ruang tamu, ballroom dan tempat sembahyang.
TJONG A FIE MANSION
Kemegahannya Rumah Tjong A Fie terlihat dari perabotannya.
Pembangunannya memadukan arsitektur tiga budaya yakni Eropa, Melayu dan Cina. Lukisan-lukisan Cina terlihat di dinding dan atap ruangan. Sementara pintu dan jendela berbentuk tinggi mewakili gaya bangunan eropa. Dominasi warna hijau dan krem kekuningan menunjukkan adanya sentuhan melayu disana.
MEDAN WISATA
Warna Hijau dan Kuning yang merupakan khas Melayu
Bukti Kejayaan
Dari luas bangunan dan jumlah ruangannya saja kita bisa melihat betapa kayanya Tjong A Fie kala itu. Begitu pula bahan-bahan bangunannya yang banyak didatangkan dari luar negeri. Seperti marmer di ruangan sembahyang leluhur yang didatangkan dari Italia. Satu set tempat tidur dengan tiga lemari yang didatangkan dari Yunani. Begitu juga dengan perabotan-perabotan lainnya. Kursi, lampu, meja, hiasan-hiasan, semuanya adalah perabotan mahal dan mewah di zamannya. Bahkan, satu set tempat tidur dan tiga lemari di kamar tidur Tjong A Fie masih terlihat mewah hingga kini. Kemewahan tersebut menunjukkan keberhasilannya dalam meningkatkan taraf hidupnya. Tjong A Fie tampaknya ingin memberi contoh pada penenurusnya bahwa kerja keras dan niat tulus akan menghasilkan keberhasilan. Seperti ia yang awalnya hanya seorang kuli dan berhasil menjadi orang terkaya di kota ini.
MEDAN CITY TOUR
Ruangan untuk tamu China
MARMER BERKUALITAS
Marmer yang masih terlihat cantik hingga kini
RUANG MAKAN GAYA CHINA
Ruang makan dengan peralatan makan khas China
Cerminan sang pemilik
Rumah adalah cerminan sang pemilik. Perhatikan tiap sudut ruangan, maka kita akan dapat mengenal sosok Tjong A Fie lewat segala yang ada di sana. Dari lukisan-lukisan bernuansa Cina di dinding ruangan, kita dapat mengetahui bagaimana Tjong A Fie mencintai asalnya. Juga lukisan di atap ruangan, semua lukisan itu diukir dan dilukis langsung dengan tangan dan menggunakan cat organik dari tumbuh-tumbuhan dan kayu-kayuan. Ini menandakan bahwa si pemilik adalah seseorang dengan selera tinggi sekaligus mempedulikan lingkungan.

RUMAH SEMBAHYANG TJONG A FIE
Tempat sembahyang. Lukisan di langit-langit ruangan dicat dengan organik
Dari jumlah ruang tamu dan dekorasi yang disesuaikan berdasarkan tamunya (kiri untuk tamu Cina, tengah untuk tamu umum, kanan untuk tamu Melayu. Masing-masing ruangan memiliki desain dan perabotan yang berbeda, disesuaikan dengan tamunya), kelihatan bahwa Tjong A Fie sangat menghargai relasinya. Ia ingin sang tamu merasa nyaman berada di kediamannya. Hal tersebut juga menandakan ia tak suka mencampur-adukkan sesuatu.
RUANG MELAYU
Ruangan untuk tamu melayu
ARSITEKTUR JAMAN DULU
Meski letaknya kini di tengah kota, tapi berada disini tetap terasa adem loh
Terdapat dua tempat sembahyang dalam bangunan ini. Sembahyang leluhur di lantai bawah, dan sembahyang dewa di lantai dua. Jelas bukan kalau Tjong A Fie adalah sosok religious. Ia tidak hanya mengejar dunia, tetapi juga memahami bahwa harus ada keseimbangan antara dunia dan akhirat.


Berjalan-jalan ke masa lalu
Ya, mengunjungi Tjong A Fie Mansion seolah membawa kita pada potret Medan masa lampau. Perhatikan foto-foto yang terpajang di dinding ruangan. Foto-foto hitam putih itu membawa kita pada suasana masa lampau. Begitu juga dengan segala jenis perabot, ornamen dan disain bangunan.
RUMAH TJONG A FIE
Foto Tjong A Fie terpajang di salah satu ruangan
Tanpa terasa waktu beranjak begitu cepat. Jam di handphone saya menunjukkan pukul 16:52 WIB, itu artinya delapan menit lagi waktu berkunjung telah habis. Sebelum melangkah pergi, saya melihat sejenak ke pintu utama bangunan itu. Memandang tulisan Cina dalam bahasa Hakka dan dibaca dalam logat Khe. Tulisan yang artinya telah saya tanyakan ke pemandu. Tulisan di atas, kiri dan kanan pintu itu berbunyi begini :

Sebuah gedung yang dihuni anggota keluarga marga Tjong. Seluruh anggota keluarga besar kita tetap berbuat kebaikan dari generasi ke generasi. Seluruh anggota keluarga besar kita tetap melestarikan keharuman marga kita Tjong untuk selamanya.

Sebuah kalimat yang menunjukkan niat tulus sekaligus amanat yang sungguh mulia kepada generasi penerusnya. Saya tersenyum membaca tulisan tersebut.
JALAN-JALAN KE MEDAN
Pintu utama dengan tulisan Cina
TJONG A FIE MANSION
Wasiat Tjong A Fie
Tjong A Fie memang telah lama tiada. Namun jejaknya masih ada hingga kini. Ia salah satu sejarah penting kota ini. Kalian yang bosan dengan mall dan ingin sejenak berjalan-jalan ke masa lalu, kunjungilah Tjong A Fie Mansion di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 105 Medan. Ada banyak kekayaan budaya dan pelajaran yang dapat disaksikan disana.

NB : Foto-foto oleh Robby Subrata

Share:

20 komentar

  1. Wah antik banget..
    saya suka disain jendelanya perpaduan gaya eropa dan sentuhan melayu
    Gmn yaa rasanya klo bermalam sehari disana :)
    Salam {RN} http://rejekinomplok.net

    BalasHapus
    Balasan
    1. seandainya boleh mas, saya juga pengen bermalam disini, merasakan aroma kejayaan masa lalu dan kenyaman rumah yang masih masih berdiri tegak hingga kini ini.

      :)

      Hapus
  2. Nyeseeeel....zaman ABG tinggal di Medan tapi nggak sempat ke tempat ini. Mungkin karena di masa-masa ababil dulu belum tertarik sama bangunan2 bersejarah gini ya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii... emang anak muda jarang yang suka bangunan bersejarah ya mbak. mungkin karena kesannya tua kali ya :D

      sini main lagi ke Medan mbak, biar bisa mengunjungi bangunan-bangunan bersejarahnya, termasuk rumah Tjog A Fie ini :)

      Hapus
  3. keren banget itu, aku mau loh ke sini karena aku suka banget lihat bangunan kuno ada sejarahnya apaalgi yang ada akulturasi budayanya, mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, aku juga suka berkunjung ke bangunan kuno. kalau main ke Medan berarti mak harus mampir nih ke rumah Tjong A Fie ini :)

      Hapus
  4. Bangunannya bagus ya mbak, biasanya bisa tahan lama, ya?
    Perabotannya juga artistik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, bagus dan berkualitas, masih tahan sampai saat ini :)

      Hapus
  5. ooo ya, ya. saya pernah lihat yang ini mbak. di TV maksudnya hehe...

    asri ya kesannya. ada halaman tengah dan tanamannya. saya pingin punya rumah yang adem kayak rumah Tjong A Fie ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. asri dan adem disini mbak, padahal di tengah kota dan banyak bangunan mengelilinginya. mungkin karena ada tanamannya itu kali ya mbak.
      Tjong A Fie memang udah sering sih masuk media baik elektronik, online maupun media cetak.

      Hapus
  6. Saya baru pertama kali melihat tempat ini, waw tempatnya menakjubkan sekali barang-barangnya juga masih sangat terjaga, tempatnya juga sangat bersih sekali, apakah tempat ini di buka setiap hari atau tidak mbak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. setau saya buka mas, tiket masuknya 35 ribu saat saya berkunjung. memang bagus, bersih dan asri mas. jika ada waktu, mainlah kesini mas :)

      Hapus
  7. Selalu lewat sini tapi kok rasanya malas kali mau singgah. Sekali-sekali kayanya mesti nyoba singgah ya kan.

    Salam kenal ya dari Perbaungan. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. singgah lah mbak sesekali :)

      wooh.. orang Perbaungan toh. salam kenal mbak :) kalau maen ke Medan boleh lah kita meet up ya :)

      Hapus
    2. boleh boleh.. suka ke medan kok. kuliah disana soalnya. cuma karena lagi masa bimbingan ya sekali-sekali aja. hihi..

      Hapus
    3. ouw lagi bimbingan ya. yowes nanti kalau udah senggang aja baru kita tentuin waktu kalau pengen meet up :)

      Hapus
  8. Rumah Tjong A Fie ini kembaran dengan Blue Mansion yang ada di Penang. Arsitekturnya sama, interiornya juga. Cuma kalo yang di Penang itu ga bisa sembarangan masuk, cuma 2x dalam sehari di jam tertentu, plus ada guide nya. Lebih nyaman Tjong A Fie siy, pengunjung lebih bebas utk lihat sampe ke sisi dalamnya :D. Pingin ah kesana lagi kapan2 Di ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan-jangan itu arsiteknya sama ya kak. atau pemilik kedua rumah itu temenan terus buat rumah kompakan gituh hihihihiii..

      Iya diah juga pengen kesini lagi sih. Desember tahun lalu pas ada peluncuran buku :)

      Hapus
  9. Rumah Tjong A Fie ini kembaran dengan Blue Mansion yang ada di Penang. Arsitekturnya sama, interiornya juga. Cuma kalo yang di Penang itu ga bisa sembarangan masuk, cuma 2x dalam sehari di jam tertentu, plus ada guide nya. Lebih nyaman Tjong A Fie siy, pengunjung lebih bebas utk lihat sampe ke sisi dalamnya :D. Pingin ah kesana lagi kapan2 Di ;)

    BalasHapus
  10. Saya asli orang Medan juga. Salam kenal admin.

    BalasHapus