|
Galeri Rahmat Shah |
Galeri Rahmat Shah – Wisata Medan : Museum tak hanya melulu tentang benda-benda bersejarah yang terkesan kuno. “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery misalnya. Museum yang dikenal masyarakat dengan sebutan Galeri Rahmat Shah ini berisikan lima ribu ekor dari dua ribu spesies hewan liar yang diawetkan. Galeri Rahmat Shah bisa menjadi pilihan alternatif berkunjung selain ke
Museum Negeri Sumatera Utara bagi kalian yang suka jalan-jalan ke museum.
|
Kelihatan seperti masih hidup ya |
Tujuh puluh lima persen koleksi Galeri Rahmat Shah adalah sumbangan teman dan berbagai taman hewan di Indonesia. Hewan-hewan yang disumbangkan ini adalah hewan yang mati karena sudah tua. Sedangkan dua puluh lima persennya adalah hasil buruan sang pendiri, DR. H. Rahmat Shah. Ya, Rahmat Shah memang hobi berburu. Tapi bukan asal berburu loh, melainkan berburu professional. Dimana terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi selama berburu, seperti : hanya boleh memburu hewan yang sudah tua dan sudah tidak berproduksi, berat (kemampuan) senjata harus melebihi hewan buruan, dalam satu kali tembak hewan harus langsung mati, hal ini bertujuan agar hewan buruan tidak terlalu lama menahan sakit. Jika tidak mati dalam sekali tembak, maka si pemburu akan didenda sebesar 60 ribu US dollar. Hewan buruan harus sedang sendirian, tidak boleh sedang bersama-sama hewan lainnya. Berburu hanya boleh dilakukan pada musim berburu dan tidak boleh dilakukan di malam hari. Ketika berburu, pemburu harus ditemani seorang guide. Jika berhasil, hewan buruan harus dikuliti di tempat itu juga dan dagingnya harus ditinggal agar bisa dimakan hewan lainnya.
Rahmat Shah tergabung dalam Safari Club International (SCI) yang merupakan wadah bagi pemburu tingkat dunia. Kecintaannya pada olahraga berburu professional dan ketertarikannya pada usaha konservasi serta pecinta alam membuatnya banyak berpetualang ke berbagai penjuru dunia untuk mempelajari langsung konsep konservasi dengan pemanfaatan yang telah diterapkan oleh berbagai negara guna mencegah kepunahan dan menambah populasi satwa liar dan habitatnya sehingga tetap lestari sepanjang masa. Meski berburu hanyalah hobi pribadi, namun Rahmat Shah ingin hasil buruannya dilihat masyarakat luas. Ia pun mendirikan “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery yang salah satu tujuannya adalah untuk mengenalkan satwa liar kepada masyarakat umum.
Sejak diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Juwono Sudarsono, MA pada 14 Mei 1999, hingga kini Galeri Rahmat Shah telah beberapa kali mengalami perluasan bangunan dikarenakan besarnya minat masyarakat untuk mengunjunginya dan seiring bertambahnya koleksi museum. Bangunan museum terdiri dari tiga lantai : dua lantai untuk galeri dan satu lantai paling atas berfungsi sebagai ruangan untuk acara-acara seremonial dan sebagainya.
Untuk masuk ke Galeri Rahmat Shah, pengunjung harus membeli tiket masuk seharga Rp. 32.000,- *harga saat saya berkunjung terakhir kali pada 19/09/2014*. Tiket ini sudah termasuk guide dan akses masuk ke Night Safari. Dari pintu masuk, koleksi pertama yang akan dijumpai pengunjung adalah Deer Room yang berisi aneka jenis rusa dan juga kucing. Berbelok ke kiri, pandangan mata akan langsung tertuju pada Big Five Room yang berisi Badak, Banteng, Gajah, Singa dan Macan Tutul yang merupakan hewan paling berbahaya dan terbesar di Afrika. Big Five merupakan masterpiece Rahmat Shah. Dikatakan masterpiece karena beliau berhasil memburu hewan-hewan yang merupakan hewan paling berbahaya dan terbesar di Afrika tersebut.
|
Big Five Room |
Galeri Rahmat Shah terdiri dari kamar-kamar terbuka yang berisi hewan-hewan dari yang kecil hingga besar yang dikelompokkan sesuai jenisnya. Tak kurang dari enam belas kamar dengan luas ruangan yang beragam. Di lantai dasar terdapat Kid’s Corner Room yang berisi hewan-hewan yang masih kecil, Duck of the World Room berisi koleki aneka jenis bebek, Cats of the World yang berisi beragam kucing. Kamar-kamar lainnya di lantai dasar antara lain : Dall Sheep and Gray Wolf, Pheasants of the World Room, Nature Room, dan Reptile’s Room. Night Safari berada di lantai dasar dan berhadapan dengan Bear Room. Jika ingin memasuki Safari Night, pengunjung akan dipandu oleh seorang guide yang standby di depan pintu masuk. Safari Night menghadirkan suasana hutan di malam hari yang remang-remang dengan hewan-hewan di sekelilingnya. Suasana hutan semakin terasa dengan suara harimau, babi, burung dan serigala yang menggema dalam ruangan. Suara tersebut adalah suara asli yang direkam di taman hewan.
|
Koleksi di Kid's Corner Room |
|
Duck of the World Room. Aneka jenis bebek ada disini :) |
|
Pheasants of the World Room |
|
Night Room. Saya sempat takut-taku waktu masuk kesini, berasa mau diterkam harimau :D |
|
Bear Room. Beruang ternyata segede itu ya :D |
Di lantai dua terdapat Indonesian Species Room, African Room, Skeleton, Skull, Insect & Mollusca Room, Perpustakaan dan Award Room. Selain memajang koleksi hewan-hewan yang sudah melalui proses opset (pengawetan), Galeri Rahmat Shah juga memajang foto-foto berbagai kegiatan sang pendiri yang berhubungan dengan konservasi, piagam-piagam penghargaan dan piala dari berbagai perlombaan.
|
Ini salah satu koleksi di lantai dua |
|
Skeleton, Skull, Insects & Mollusca Room |
|
Kadang suka heran, ini kok ya telaten bangen ngumpulin hewan-hewan kecil gini :D |
|
Aneka kupu-kupu yang cantik-cantik |
|
Hayooo... kepala apa saja tuh di dinding |
|
Oya, disini juga banyak foto-foto beserta tanda tangan pemain sepakbola dan artis/tokoh dunia |
|
Yang jilbab pink ini bukan bagian dari koleksi ya :D |
|
Piagam penghargaannya buanyak bangeeet |
Galeri Rahmat Shah berlokasi di Jl. S. Parman No. 309, Medan. Museum hewan liar yang merupakan satu-satunya di Asia ini buka dari Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00-17.00 WIB. Tak hanya anak sekolah, masyarakat umum dan turis luar juga banyak mengunjungi Galeri Rahmat Shah.
|
Ini waktu terkahir kali berkunjung |
Berwisata sekaligus mengenal aneka jenis hewan liar, siapa yang tak mau?
22 komentar
waaah galerinya menarik, di Medan ya...
BalasHapusiya mbak, ini di Medan :)
HapusKukira hanya ada lukisan, ternyata lebih dari lukisan. Keren.
BalasHapusSalam, @epatyci16 :D
karena namanya galeri ya mbak, jadi identik dengan lukisan ya :)
HapusHabis liat-liat di galeri bisa mampir ke teddy beary yang di sebelahnya Di, lumayan ngilangin haus.. hehehe *salah fokus :D
BalasHapusiya kak, betol..betol..betol.. :)
Hapussangar yaaaaa.... sayang udah mati dan diawetkan coba masih hidup.. wew kayak kebun binatang.
BalasHapustapi efektif itu buat mengenalkan dunia binatang ke anak-anak2. aman. bisa lihat dari dekat pula.
adibriza.com
beliau juga punya kebun binatang, tapi letaknya tidak di Medan, melainkan di Pematangsiantar. next aku bakal posting tentang kebun binatangnya :)
Hapusditunggu loh postingnya tentang kebun binatangnya,,, jadi sangat bersinergi antara kebun binatangnya dengan museumnya, misal ada satwa yang mati karena sakit atau umur, bisa di awetkan dan dipindah di museum.. amazing
Hapusiya mas, setia menanti ya ;) mungkin minggu depan aku post :)
HapusSatu-satunha di Asia lagi, boleh juga kalo kapan2 saya mau kesana.
BalasHapusiya, apalagi namanya sama-sama rahmat ya mas :)
Hapussampe sekarang belum pernah ke rahmat gallery :')
BalasHapusawak kira ga boleh foto foto disana
wah.. kulineran melulu nih, sampe lupa berkunjung kesini ya min :D
Hapuskemarin aku kesana memang untuk kebutuhan publikasi di majalah pemerintah, jadinya dikasih foto :)
Aku ngeri ngebayangin hewannya saat dibunuh dan diawetkan. Hwuaaa... abaikan, emak2 baperan begini dah.
BalasHapusemak-emak emang suka baperan ya mbak hehehhee.. saya malah ngeri ngebayangin kalau mereka hidup semua. kan takut sayanya :D
Hapusjadi ngebayangin kalau malem-malem sendirian di situ. ngeri juga kali yaak ? hehehe. Wiih satu-satunya di Asia? keren (y)
BalasHapusahaaiii... saya aja yang berkunjung siang dan ditemani guide tetep berasa gimana gitu mbak hehhehehe
HapusSedih deh, karena belum pernah berkunjung ke Rahmat Galery ini. Kapan-kapan kalau ke mari lagi, ajak-ajak yah, kak.. penasaran dengan isinya.
BalasHapussama nih kak rin sama medanfoodblogger, tinggal di medan malah belum pernah berkunjung, hehehee...
Hapusseep, nanti kalau kesana aku kabarin kak rin deh :)
Keluarga RALINE SHAH ini keren bangettttt bangeeett
BalasHapusBaik Bapak maupun anak, cihuy semuah!
twitter @nurulrahma
bukanbocahbiasa(dot)com
hehehhee... iya mbak. Rahmat Shah memang bapaknya si Raline. Mungkin kerennya si Raline nurun dari ortunya xixiixii..
Hapus