|
Gedung Museum Jamin Ginting, dilihat dari depan |
Mengenal Jamin Ginting Lewat Museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings – Wisata Berastagi : 07 November 2014 lalu, Letjen TNI (Purn) Jamin Ginting diberi gelar sebagai pahlawan nasional oleh presiden Joko Widodo di istana negara. Jauh sebelum itu, namanya sudah terlebih dahulu diabadikan sebagai nama jalan yang menghubungkan Medan hingga Kabanjahe.
Mungkin ada yang bertanya, siapa sebenarnya Jamin Ginting ini? Letjen TNI (Purn) Jamin Ginting adalah pejuang kemerdekaan dari Tanah Karo yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo. Ia lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo – Sumatera Utara pada 12 Januari 1921. Semasa hidupnya hingga meninggal di Ottawa, Kanada pada 23 Oktober 1974 ketika sedang menjalankan tugas sebagai Duta Besar RI di Kanada, Jamin Ginting selalu berada di garda depan dalam memperjuangkan kemerdekaan RI dan menjaga kedaulatannya, khususnya Tanah Karo.
Museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings adalah museum yang berisi benda-benda tradisional masyarakat Karo dan barang-barang peninggalan Jamin Ginting semasa hidup. Berlokasi di desa kelahiran sang pahlawan, Desa Suka, museum yang dibangun di atas tanah seluas 4000 meter persegi ini merupakan bentuk penghargaan kepada Jamin Ginting sekaligus diharapkan dapat menjadi wadah untuk nilai-nilai perjuangan dan budaya.
Diresmikan oleh Menteri Pertahanan kala itu, Bapak Purnomo Yusgiantoro pada 07 September 2013, Museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings seakan menjadi ikon Desa Suka. Dari luar, disain bangunan yang unik dengan bentuk kulit kacang dan dinding kaca menjadi daya tarik pengunjung. Sosok Jamin Ginting direpresentasikan lewat disain bangunan berupa kulit kacang yang penuh filosofi. Kulit kacang yang selalu melindungi isinya dari terpaan sinar mentari, hujan dan gangguan dari luar, seperti Jamin Ginting yang selalu berusaha melindungi masyarakat Karo dari serangan pihak luar.
Saya mengunjungi museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings bersama Robby dan teman-teman dari komunitas Pulsar Berastagi : sebuah komunitas motor di kota Berastagi yang aktif mengkampanyekan safety riding dan selalu welcome menyambut teman-teman dari komunitas lain yang tengah berkunjung ke Berastagi. Berhubung jaraknya hanya berkisar 15-20 menit dengan kendaraan bermotor dari Kota Berastagi, kami pun setuju saja saat mereka menawarkan untuk berkunjung kesini. Bahkan, gerimis yang turun tak menghalangi langkah kami kala itu.
Dari luar, bangunan fisik museum berhasil membuat terkesima dengan disain yang modern dan penuh makna. Selain bangunan utama museum, terdapat juga tiga rumah adat Karo dan satu ampi teater di belakang bangunan utama. Halaman museum bersih. Bunga-bunga di halaman yang terawat dengan baik menambah manis pemandangan. Di depan gedung utama, berdiri patung Jamin Ginting dengan latar belakang dinding cekung dengan motif beka bulu, ornamen khas Karo. Pada batu tempat patung Jamin Ginting berpijak, tertulis kalimat : LETJEN JAMIN GINTINGS – BAGIMU NEGERI KUSERAHKAN JIWA RAGAKU.
|
Patung Jamin Ginting di depan museum |
Pemandangan lain yang tak kalah menarik adalah kendaraan perang yang berada di depan patung dan di halaman sebelah kiri dan kanan. Kendaran-kendaraan perang ini begitu menarik perhatian kami hingga betah berlama-lama tanpa peduli gerimis yang masih merintik. Teman-teman komunitas Pulsar Berastagi yang semuanya laki-laki naik ke atas kendaraan perang yang berada di sisi sebelah kiri halaman museum. Saya pun tak mau kalah ikutan naik walaupun sedikit susah karena tinggi. Begitu sampai di atas dan di belakang setir, saya malah merinding karena tiba-tiba terbayang suasa perang seperti dalam film-film perjuangan Indonesia. Oh pahlawan, terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan kalian.
|
Kendaraan perang di halaman depan (bagian samping) museum |
Memasuki bangunan museum, kami disambut petugas di meja resepsionis yang berada tepat di depan pintu masuk. Di sebelah kanan, di samping tangga yang merupakan akses untuk naik ke lantai atas, berdiri dua buah patung mengenakan pakaian adat Karo. Terdapat seperangkat kursi jati untuk pengunjung yang ingin melepas lelah, sebuah alat tenun tradisional juga berada di sisi sebelah kanan ruangan.
|
Resepsion di depan pintu masuk |
Sisi sebelah kiri memajang benda-benda tradisional Karo seperti peralatan pertanian, alat musik tradisional Karo (Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Kulcapi, Gung Karo, Seruling, Surdam, Penganak, Baluat, Sarunai), Para (dapur tradisional karo), peralatan dapur (Tambe Dilaki, Calung, Abal-Abal, Gumbar), dan perlengkapan sehari-hari.
|
Koleksi di ruang dasar |
|
Koleksi di ruang dasar |
|
Koleksi di ruang dasar |
|
Para, dapur tradisional Karo. Koleksi di ruang dasar |
|
Ketam, alat pemotong padi. Koleksi di ruang dasar |
Terdapat dua akses untuk menjangkau lantai atas : melalui tangga dan lorong menanjak. Biasanya pengunjung mencoba dua akses ini, naik menggunakan tangga, turun lewat lorong, atau sebaliknya. Di lantai atas inilah benda-benda milik Jamin Ginting dipajang. Di tengah ruangan terdapat monitor touchscreen yang bisa diakses pengunjung jika ingin mengetahui informasi tentang museum. Koleksinya lebih beragam. Sebelah kanan ruangan berisi lemari kaca berisi buku-buku koleksi Jamin Ginting dan buku-buku tentang adat budaya Karo. Lemari buku ini sekaligus berfungsi sebagai perpustakaan mini. Meja-meja kaca berisi benda-benda koleksi sang jendral seperti rencong, keris jawa, peralatan minum teh yang merupakan kenang-kenangan dari pemerintah Turki, hingga Penindih Pudun (seserahan) Jamin Ginting untuk Likas Tarigan saat acara erban pudun (lamaran) juga ada di ruangan ini. Patung-patung yang mengenakan pakaian-pakaian Jamin Ginting dipajang dalam sebuah box kaca dan tersebar di berbagai sisi ruangan. Di sisi sebelah kiri, foto-foto berisi berbagai keterangan mengenai Jamin Ginting semasa hidupnya terpajang di dinding. Dari mulai peristiwa Bukit Kadir dan Titi Bambu, piagam-piagam penghargaan yang pernah beliau raih, pangkat yang pernah dijabat, hingga silsilah keluarga.
|
Ruangan atas. Sebagian berisi buku-buku |
|
Bang Andik, anggota Pulsar Berastagi tengah mempergunakan monitor touchscreen |
|
Ruang atas |
|
Peralatan minum teh dari Turki |
|
Beberapa koleksi di ruang atas |
|
Salah satu kostum yan g pernah dikenakan Jamin Ginting |
|
Pakaian dinas Jamin Ginting |
|
Dokumentasi foto-foto orangtua dan mertua Jamin Ginting |
|
Deretan Ijazah dan penghargaan yang pernah diraih Jamin Ginting |
|
Beberapa peristiwa dalam hidup sang letnan jenderal yang diabadikan dalam foto |
Museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings sangat cocok untuk dijadikan tujuan wisata sejarah sekaligus mengenal sosok Jamin Ginting. Banyak pengetahuan yang bisa didapat dari mengunjungi tempat ini, baik itu tentang budaya suku Karo, ataupun meneladani sosok Jamin Ginting lewat kisah hidupnya.
|
Semoga saya ketularan sifat-sifat baik sang jenderal :) |
Terima kasih untuk teman-teman komunitas Pulsar Berastagi yang sudah mengajak saya dan Robby mengunjungi museum ini dan mengenal lebih dekat sosok Jamin Ginting, si putra Karo yang memaksimalkan hidupnya untuk bangsa dan negara, Indonesia.
|
Foto bersama teman-teman fulsar Berastagi |
41 komentar
Omak, cantik kali museumnya kak *v*
BalasHapuscantik, bersih dan modern loh Iyah Museum Mahaputra Utama Letjen Jamin Gintings ini, padahal letaknya bisa dibilang di desa. Mantap lah pokoknya :)
HapusWah, Brastagi. Saya beberapa kali mendengarnya dan melihat di tv dan film. Bagus ya museumnya, jadi pengen kesana :D
BalasHapusiya, bagus mbak. nanti kalau maen ke Berastagi, jangan lupa sempatin ke Museum Mahaputra Utama Jamin Gintings mbak, di desa Suka :)
HapusBersih ya, isinya juga menarik
BalasHapusiya mbak, bersih dan modern :)
Hapusmenarik sekali museumnya kakak :D
BalasHapusiya mbak, mungkin sengaja dibuat menarik agar warga tergerak untuk datang :)
HapusMuseum nya bagus sekali, seperti semi outdoor. Jadi kaca semua, terang.. Gak seperti museum lainnya yang gelap, cenderung menyeramkan..
BalasHapusiya mbak, jadi lebih hemat energi untuk penerangan ya kan. disainnya bangunannya juga keren kalau dilihat dari luar :)
Hapusjamin ginting ini wajahnya kok mirip ridwan kamil yaaa
BalasHapusAhaiii.. mungkin mereka saudara mbak :D
Hapussaudara seperjuangan, kan sama-sama berjuang untuk negara. cuma perjuangannya dulu dan sekarang beda :)
Aku baru sekali ke Medan. Belum puas :)
BalasHapusKapan maen ke Medan lagi mbak?
HapusKalau Museum Jamin Ginting ini nggak di Medan mbak, tapi di Desa Suka, Tanah Karo. Sekitar 15-20 Menit lah dari Berastagi. Nah Berastagi sendiri sekitar 2 jam dari Medan :)
Sepertinya menyenangkan di museum ini. Belum pernah ke Sumatera :D
BalasHapusPengunjungnya banyak mbak?
Iya mbak, jauh dari kesan Museum yang kusam dan nggak keurus. Nah kalau masalah pengunjung ini saya kurang tau mbak, soalnya waktu kami kesana itu hari kerja dan baru hujan (sedang gerimis) jadi kala itu hanya kami pengunjungnya :)
Hapusoh, baru dengar Jamin Ginting..makasih infonya mba.:)
BalasHapuskemarin ada juga difilimkan mbak, judulnya 3 Napas Likas. berkisah tentang Jamin Ginting dan Likas Tarigan, istrinya.
HapusBaru tahu kalau beliau ada museumnya. Selama ini cuma tahu ada nama jalan di Medan.
BalasHapusBangga deh ada museum yang konsepnya modern, jauh dari kesan gelap yang biasanya identik dengan bangunan museum dan... go green lagi!
Terima kasih sudah berbagi
Btw... aku par siattar lho, lahir dan sampai SMA di sana ~_*
Salam dari bumi Borneo ya,,
Sepertinya memang banyak yang belum tau tentang museum ini mbak. semoga dengan postingan ini jadi banyak yang tau.
Hapusoo.. mbak lahir disini juga, aku kira lahir dan besar di Borneo.
salam balik dari Tanah Andalas mbak :)
Baru tahu kalau beliau ada museumnya. Selama ini cuma tahu ada nama jalan di Medan.
BalasHapusBangga deh ada museum yang konsepnya modern, jauh dari kesan gelap yang biasanya identik dengan bangunan museum dan... go green lagi!
Terima kasih sudah berbagi
Btw... aku par siattar lho, lahir dan sampai SMA di sana ~_*
Salam dari bumi Borneo ya,,
Wah, baru tahu ada museumnya, ternyata
BalasHapusKirain cuma nama jalan di Medan saja!
Keren ya museumnya, futuristik, go green lagi!
waaaa aku mau ke museumnya mbak, selalu suka dengan museummm, aku baru tau ternyata ada pahlawan nasional lagi ya
BalasHapushayooo sini maen ke Medan mbak, biar bisa melipir sejenak ke museum ini. iya mbak Jamin Ginting udah dinobatkan sebagai pahlawan nasional :)
Hapusaku kenal kabanjahe itu dari laporan marketing yang di Medan..hehee, ternyata banyak sekali pahlawan yang belum kuketahui y
BalasHapussekali-sekalu dikunjungibjuga dong mbak Kabanjahenya hehehhehe..
Hapuspakaian yang jaman ginting hampir sama kayak eskimo ya :D
BalasHapusitu pakaian pas musim dingin di kanada mbak :)
Hapusbanyak pahlawan nasional di negeri ini...jangan lupakan jasa nya
BalasHapusiya mas, banyak banget pahlawan nasional di negeri ini. semoga kita tidak menjadi bangsa yang lupa akan jasa para pahlawannya :)
Hapustak link ya...teh
BalasHapusmaksudnya mas?! :)
Hapussaya melihat begitu banyak kaca'
BalasHapuskebersihanya juga sangat dijaga yah...
iya mbak Arinta, memang banyak kaca dan bersih :)
HapusEh mbak ._. museumnya mewah banget loh ini ._.
BalasHapussaya juga mikirnya gitu mas, padahal ini di desa :)
HapusMuseumnya keren ! Konsepnya agak-agak terbuka gitu kayaknya yah. Aku malah jadi ngeliatin salah satu koleksinya... tempat minum teh ala Turki... hihihi *teringat
BalasHapusiyess kak, dari segi disain dan kebersihannya museum ini emang keren dan beda dari museum kebanyakan.
Hapusteringat waktu maen ke Turki kemarin itu ya kak?! sempat beli tempat minum kayak gitu juga nggak kak?! hehehhe..
Eh jamin ginting ini kan nama jalan di medan yg panjang nya bener2 panjang ngak kelar2 yaaaa hahaha
BalasHapushahhaa.. iya bener Cum, ini jalan memang panjang banget. dari Medan sampai Kabanjahe di Tanah Karo :)
Hapuskira kira ada foto beliau dalam kualitas hd ga ya?
BalasHapus