KENAPA BANGGA JADI ANAK MEDAN?
Istana Maimun - Medan |
1. Kota yang Memilih Saya, Setelah Saya Tidak Memilihnya
Maksudnya apa sih, kok kayak cerita cinta-cintaan?! Ehhehe.. Jadi ceritanya sebelumnya saya itu nggak ada niat buat kuliah di Medan. Melirik pun tidak *cih.. gaya banget saya*. Medan itu dulu cuma jadi tempat yang saya kunjungi kalau sedang ikut ayah saya rapat di kantor pusat tempat beliau bekerja. Itu pas SMP. Nah pas SMK, Medan itu jadi tempat saya maen-maen kalau lagi bolos sekolah. Naik kereta api pagi dari Kisaran, turun di stasiun besar, jalan ke Deli Plaza *dulu masih ada Deli Plaza gaes*, beli cemilan dan es krim, makannya di Lapangan Merdeka. Abes tuh pulang lagi ke Kisaran. Kadang nginap 2 atau 3 hari di kos kawan. Tujuannya tetap sama, maen ke mall. Maklum di Kisaran nggak ada mall hehehhee
Pas kelas 3 SMK, ayah saya memutuskan berhenti kerja karena sakit-sakitan. Pupus deh harapan kuliah di Jogja *Jangankan kuliah di Jogja. Harapan untuk kuliah pun pudar karena selama ini finansial keluarga bertumpu di ayah*. Tapi waktu itu saya mikir kalau impian untuk kuliah nggak boleh hilang gitu aja. Saya pun ambil kesempatan yang ditawarkan pihak sekolah untuk ikut PMDK Unimed. Nggak lolos. 2 hari menjelang pendaftaran SPMB di tutup, saya nekat ke Medan berbekal uang 200 ribu dari emak saya. Daftar SPMB, numpang di kos kawan sembari nunggu jadwal ujian. Dan, lolos!
Saya di terima di Unimed. Saya dipilih oleh Medan untuk menjadi salah satu penghuninya. Menjalani masa kuliah, berjuang untuk bertahan hidup dan menyelesaikan pendidikan. Ini poinnya : saya ditempah untuk jadi orang yang nggak muda nyerah di kota terbesar nomor 3 di Indonesia ini. Di Medan lah saya belajar mandiri, menanggalkan ‘baju manja’ tipikal anak bungsu. Iya, saya berproses di Medan, kota yang awalnya tidak saya pilih namun memilih saya. Tentu saya bangga karenanya *mm.. ini kok jadi semacam curhat ya :D*
Momen saat wisuda |
Kalau lihat sinetron atau film, seringnya saya lihat orang Medan itu digambarkan sebagai orang Batak dengan logat bicara yang menurut saya orang Batak disini nggak gitu-gitu amat gaya bahasanya. Saya sering sampai bengong liatnya. Medan itu bukan Batak gaes. Iya memang suku Batak itu asalnya dari Sumatera Utara, tapi bukan Medan. Kalau dirunut dari masa lalu, justru Medan itu lebih ke Melayu Deli. Sekarang pun di kota Medan masyarakatnya beragam. Orang Batak memang banyak disini, tapi suku lain juga banyak. Melayu, China, Jawa, Aceh, ada juga komunitas orang India di Kampung Keling / Kampung Madras. Dengan keberagaman suku dan agama masyarakatnya, Medan termasuk kota yang menghargai perbedaan, jauh dari konflik suku/agama *mudah-mudahan ke depan nggak bakal ada ya konflik begituan di Medan/Sumut tercinta ini*
Rumah Tjong A Fie, salah satu heritage Medan |
Mesjid Raya Al Mashun - Medan |
Bahasa Medan itu unik dan hanya ada di Medan. Anak Medan lebih blak-blakkan dalam berlisan. Tapi disitulah letak keterbukaan mereka. Suka bilang suka. Nggak bilang nggak. Tak perlu banyak basa-basi. Cenderung terdengar kasar. Tapi sebenarnya nggak sekasar yang diucapkan. Dengan bahasa dan dialek yang unik ini, anak Medan lebih mudah menonjol dan mudah akrab dalam pergaulan.
4. Mudah Akrab dan Setia Kawan
Orang Medan terkenal mudah akrab dengan siapa saja. Mereka juga tipikal orang yang setia kawan. Sepertinya anak Medan benar-benar menjunjung tinggi pribahasa “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Hal ini terlihat kalau ada anak Medan yang ikut ajang pencarian bakat yang pemenangnya ditentukan oleh polling SMS, pasti deh anak Medan jadi salah satu pemenangnya. Dari jaman-jamannya Fery AFI, Idol-idolan, star-staran, akademi-akademian, pokoknya ajang pencarian bakat deh, pasti masyarakat Medan bakal bersatu padu mendukung wakil daerahnya *tapi jujur saya nggak pernah sih sms polling dukungan begituan ehehhehee*
Anak Medan kami ini lek :) |
Karena masyarakatnya yang beragam dan tipikal anak Medan yang gampang akrab, banyak tempat makan di Medan. Iya, anak Medan itu suka makan dan suka ngumpul-ngumpul. Makanya banyak tempat makan di Medan dengan aneka pilihan. Dari restoran romantis, foodcourt, sampai warung pinggir jalan semisal sate, banyak bertebaran di Medan. Salah satu yang khas adalah durian. Woo.. belum ke Medan kalau belum nyicipin durian Medan. Dari buah durian yang belum diolah, sampai yang sudah menjadi pancake durian ada di Medan.
Ngumpul-ngumpul makan-makan |
Mie ayam jamur ala kaki lima |
Menu ala bintang lima |
Komunitas-komunitas di Medan memang tengah menggeliat beberapa tahun belakangan ini. Mereka berkumpul, berkreasi dan melahirkan karya bersama-sama. Tak jarang, mereka saling bersinergi untuk mendukung komunitas satu sama lain. Apapun background komunitasnya, entah itu berdasarkan kesamaan hobi, profesi, maupun minat, tak menjadi halangan kreatifitas mereka. Ini beneran membanggakan. Apalagi saya menjadi bagian dari salah satu komunitas kece di Medan : Blog M alias Blogger Medan, saya bangga! *uhuuk*
(Foto : Kak Mollyta) Blog M - Blogger Medan |
sumber foto bahasa Medan :
https://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xta1/t51.2885-15/s320x320/e15/11142322_1681026958791487_1278446676_n.jpg
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/67/96/e7/6796e7ea3967fc928f9b6429a48bc2e0.jpg
Tags:
CATATAN DIAH DAILY LIFE
17 komentar
Ak mudanya kreatif, tapi bergerak primitif :)
BalasHapusMedan yang manggil yaa keren
Eh nih versi aku di blogger lifestyle medan
ahaiii... bang Aizendra ini salah satu anak muda kreatif kota Medan :)
Hapusyang melekat di pikiran saya bahwa medan adalah batak, ternyata saya salah yah mbak :)
BalasHapusTFS mbak :)
iya mbak, banyak yang mikir gitu.padahal Medan bukan Batak kalau menurut saya :)
Hapusbelum pernah ke medan mbak.
BalasHapuskalau begitu ayo sini maen ke Medan mbak Ifrod :)
HapusIya, saya kira di Medan cuma suku Batak....
BalasHapusbukan mbak, di Medan ada Melayu juga :)
Hapuskan kan kaaan saya jadi makin pengen ke Medan. Nanti kalau ada kesempatan kesana, kopdaran ya. :D
BalasHapusbtw, beberapa kali saya baca soal Istana Maimun, sambil berandai- andai kapan bisa berkunjung.
Salam dari Kediri- Jawa Timur.
sini maen ke Medan mbak, biar kita kopdaran, aku temenin deh main ke Istana Maimun ntar :)
Hapussemoga diberi kesempatan ke Medan ya mbak. jangan lupa kabar-kabarin kalau ke Medan. Horas!
saya juga bangga punya temen anak Medan, ada yg asli Medan, ada yg keturunan India.
BalasHapusNambah pula 1 yg cantik niy, anak Blog M = Blogger Medan :)
Kulinernya .. teri medan aduhai suka kali, pernah juga dibawain oleh2 nasi yg dimakan dg durian.
Terimakasih mba, tulisannya bikin kangen ngumpul bersama temen2 anak Medan.
Seruu n rame pokoknya.
iya mbak, begitulah anak Medan, rame hehhehee. sini maen ke Medan mbak, biar makan teri dan durian medan sepuasnya :)
HapusHalo Kak Diah!
BalasHapusTulisanmu rapi, enak dibaca, dan menambah perspektif lain dari rata-rata tulisan yang di-post kawan-kawan Blogger Medan. Sidestory tentang kenapa Kakak bisa ada di Medan, bagus! *prokkk prokkkk*
Cuma masih ada typo aja sedikit kayak "fancake" yang mungkin mau nulis pancake gitu ya :D
Kalo dari segi penulisan, mungkin semua di antara kita udah punya gaya penyampaian masing-masing. Kak Diah adalah salah satu yang paling konsisten.
Eh, nanti dateng dong, kalo kita belajar bareng lagi! >,<
Salam,
Diary Khansa
Hai Funy, thanks udah berkunjung ya :)
Hapuskemarin liat pada nulis tentang alasan kenapa bangga jadi anak Medan, jadinya ikut-ikutan deh aku walau lewat deadline :)
makasih juga sudah dikritisi ya, iya itu maksudnya mau nulis pancake :D nanti kalau jumpa laptop bakal direvisi.
moga-moga dengan belajar bareng ini kita bisa sama-sama bikin Medan bangga punya warga seperti kita :D
oh iya, maaf kemarin nggak dateng. ke depan in sha Allah diusahakan datang :)
Kalo aku bangga menjadi anak indonesia #SambilNyanyi
BalasHapusaku juga bangga jadi anak Indonesia #SambilDengerinCumilebayNyanyi :D
HapusSaya belum pernah ke medan. Pengin pergi kesan.
BalasHapusSuplemen Halal
Bisnis Menjanjikan