Wisata Kuliner Binjai : Tahu Balik Pondok Surya – Kuliner Sumut : Sebenarnya sudah lebih dari sebulan yang lalu ide untuk kulineran mencicipi Tahu Balik di Binjai ini tercetus. Tapi ada saja hal yang membuat rencana saya dan seorang teman ini batal. Barulah pada Minggu, 18 Oktober 2015 kemarin kami jadi berangkat.
Pukul 15:00 WIB, kami berangkat dari rumah kontrakkan saya di daerah Serdang – Medan. Meski mendung tampak menggantung dan jalanan yang kami lewati basah menandakan hujan baru saja turun, namun kami terus saja memacu sepeda motor ke arah Binjai.
Meski Medan-Binjai hanya berjarak tempuh 1 jam menggunakan kendaraan bermotor dengan kecepatan sedang, namun saya tak begitu akrab dengan kota Binjai. Hanya sesekali sekedar lewat atau berkunjung ke rumah kawan semasa kuliah dulu. Saya paham jalan menuju Binjai karena memang tidak rumit. Dari jalan Gatot Subroto Medan, kita tinggal lurus saja. Justru setelah di kotanya saya malah tak tau arah meski Binjai hanyalah kota kecil jika dibanding Medan.
Teman saya tau jalan. Tapi tidak tau dimana letak warung penjual Tahu Balik itu. Dan saya yang pernah 1 kali kesana dengan santai bilang kalau saya lupa jalannya. Lah terus gimana dong?! Kan nggak lucu kalau sampai Binjai pulang lagi karena tak tau arah melangkah.
Saya memang pernah sekali ke warung Tahu Balik Binjai sekitar setahun lalu. Waktu itu adalah perjalanan pulang dari objek wisata Kolam Abadi di Kabupaten Langkat. Perjalanan ke Kolam Abadi itu merupakan ajakan seorang owner travel agent yang kala itu membawa tamu * organisasi sosial yang anggotanya mayoritas etnis china* dari Medan. Karena kelelahan sehabis trekking, saya memilih tidur saat perjalanan pulang ke Medan. Eh begitu bangun bus sudah mau parkir di tempat yang asing buat saya. Ternyata kami masih di Binjai dan rasa lapar membuat rombongan memutuskan untuk makan di warung yang terkenal dengan menu tahu baliknya ini.
Waktu itu hari sudah gelap. Letak warung tidak di pinggir jalan besar, melainkan masuk gang di kawasan rumah padat penduduk. Saya tak mengingat banyak hal. Yang saya ingat hanyalah bus parkir di dekat sebuah vihara cina, dan warung itu berada di pinggir sungai.
Sepengetahuan teman saya, ada 1 vihara di Binjai dan letaknya memang dekat dengan sungai dan sebuah jembatan. Jadi, kami pun ke vihara itu. Namanya Vihara Setia Buddha, di sebelah kiri berbatasan langsung dengan sungai, sedang sebelah kanan ada gang kecil yang merupakan akses ke sebuah sekolah, Yayasan Pendidikan Ahmad Yani, begitu yang tertulis di plangnya.
|
Vihara dan plang nama sekolah yang jadi penanda |
Kami masuk dari gang itu yang untungnya bisa dilalui sepeda motor. Lurus saja sampai mentok di sebuah jalan yang cukup besar. Disini saya sedikit bingung harus kemana, tapi jalan menanjak di sebelah kiri mengingatkan saya waktu dulu berjalan melewati jalan menanjak itu. So, saya pun memberi instruksi untuk ke kanan. Rumah-rumah di kiri-kanan banyak bertuliskan cina. Membuat teman saya ragu, tapi saya katakan untuk terus saja. Sampai di sebuah tikungan, terdapat gang kecil dengan beberapa mobil parkir. Saya katakan ke teman saya untuk berhenti tapi ia tetap ragu karena dilihatnya orang-orang yang keluar dari tempat itu semuanya berkulit putih, bermata sipit, dan menggunakan bahasa yang tak kami pahami. Saya tetap meyakinkan kalau inilah warung Tahu Balik Binjai yang setahun lalu saya datangi.
Seingat saya, rombongan wisata yang kesemuanya cina *termasuk pemandu wisatanya* yang mengajak mampir ke sini pernah mengatakan kalau makanan disini halal. Tapi keraguan yang ditunjukkan teman saya membuat saya sedikit bimbang. Apalagi rumah di depan gang masuk itu juga rumah cina. Saya pun akhirnya bertanya ke tukang parkir. Jawabannya melegakan saya :
“Halal. Mungkin karena harganya termasuk mahal makanya yang datang kebanyakan orang Cina,” begitu jawaban abang tukang parkir.
Info dari tukang parkir, di dekat situ juga ada 1 lagi warung Tahu Balik. Namun yang terkenal dan banyak dikunjungi adalah yang kami datangi ini.
|
Gang masuk ke lokasi warung Tahu Balik |
Kami masuk ke dalam. Terdapat dua pilihan tempat duduk. Di area yang menyatu dengan warung di gang sempit itu, atau di pinggir sungai dengan menyeberang jalan kecil di samping warung yang merupakan jalan umum. Kami memilih di pinggir sungai agar pemandangannya berbeda *dan ternyata air sungainya lagi keruh karena habis hujan*.
|
Kami memilih di area pinggir sungai |
|
AIr sungainya keruh, langitnya kelabu karena kabut asap+mendung :( |
Sambil melihat-lihat menu, saya mengajak waitress berbincang. Darinya lah saya tau, warung ini sebenarnya bernama Pondok Surya, tapi karena menu yang terkenal adalah Tahu Balik *di daftar menu ditulis Tahu Bolak Balek* membuat warung ini juga dikenal dengan sebutan Warung Tahu Balik. Pemiliknya adalah seorang bersuku Padang yang sudah berjualan sejak sekitar 12 tahun lalu. Meski katanya pemiliknya adalah orang Padang, namun tidak ada menu Nasi Padang ataupun Sate Padang disini. Menu-menunya justru dominan mie *mungkin karena itu makanya banyak pengunjungnya dari etnis Cina, umumnya orang Cina kan suka mie-mie-an*.
|
Suasana di area yang menyatu dengan warung |
|
Suasana di area pinggir sungai |
Saya memesan seporsi Tahu Balik, sedangkan teman memesan Indomie+Kwetiau+Bihun Bakso. Minumnya kami pilih Teh Manis Panas yang karenanya kami harus menelan kecewa karena ternyata tidak panas.
Pelayan datang membawa dua piring kecil berisi bawang goreng dan irisan daun sop dan 5 buah tahu bakso yang masih hangat dalam 1 piring. Tahu bakso dan sate biasanya memang disajikan meski tak dipesan. Satu buah tahu bakso dibanderol 5 ribu. Menikmatinya dengan mencocolnya ke sambal. Sambalnya sendiri adalah campuran bawang goreng, irisan daun sop, kecap, dan sambal merah. Sambal dan kecapnya always ready di atas meja. Kita sendiri yang mencampurnya dengan irisan daun sop dan bawang goreng sesuai selera.
|
Tahu bakso, sebiji harganya 5K |
|
Sambal sebelum dicampur |
|
Jadi seperti ini nih sambalnya setelah dicampur |
Menikmati tahu bakso hangat dengan sambal yang pedasnya maknyus dan perpaduan aroma daun sop dan bawang goreng yang pas memang sedap di cuaca yang mendung begini. Tekstur dan rasa daging bakso yang tidak terlalu berat namun juga tidak ringan, terasa pas di lidah saya.
|
Tahu Bakso dicocol sambal, maknyuuss... |
|
Ini nih Tahu Bakso gigitan kedua :D |
Indomie+Kwetiau+Bihun Bakso yang dipesan teman ternyata adalah bakso seperti pada umumnya namun mie-nya terdari tiga jenis mie : indomie *mie instan*, kwetiau, dan bihun. Menurutnya rasa kuah tak terbilang wow meski tak bisa dikatakan mengecewakan, namun baksonya enak. Menu ini dibanderol 15 ribu 1 porsi.
|
Ini nih penampakan Indomie+Kwetiaw+Bihun Bakso nya |
Bagaimana dengan Tahu Balik? Rasanya, keinginan saya untuk kembali ke warung ini setelah kunjungan pertama setahun lalu sudah menunjukkan bagaimana rasa menu ini menurut saya ;). Yang dimaksud Tahu Balik ini sebenarnya tak jauh beda dengan Tahu Bakso. Hanya saja, jika Tahu Bakso adalah bakso dibalut tahu dan dikukus, Tahu Balik adalah bakso yang dibalut tahu yang dibalik *kulit tahu luarnya dibalik menjadi kulit bagian dalam*, kemudian digoreng. Dan karena digoreng, menikmati Tahu Balik di waktu panas/hangat terasa lebih maknyus dengan kulit tahu yang gurih. Cara menikmatinya sama dengan Tahu Bakso, dicocol ke sambal *dengan sambal yang sama pula*.
|
Seporsi Tahu Balik berisi 6 buah |
|
Abaikan sambal yang belepotan itu guys ;) |
Untuk rasa, menu Tahu Balik ini tak mengecewakan di lidah saya. Tapi dari segi harga, benar kata tukang parkir, lumayan mahal. Mengingat seporsi hanya berisi 6 buah Tahu Balik berukuran setengah dari Tahu Bakso dan dibanderol 15 ribu. Apalagi dengan lokasi warung yang masuk gang dan kondisi warung yang sederhana jika tak ingin dikatakan apa adanya, harga-harga yang dipatok untuk menu-menu di warung ini tergolong kemahalan. Tapi begitupun, mahal dan enaknya sebuah makanan, tetap berlaku hukum relativitas. Untuk mereka yang ekonominya menengah ke atas, mungkin harga tersebut tergolong murah. Begitupun soal rasa, lidah orang berbeda-beda. Jadi kalau penasaran, ada baiknya datang dan rasakan sendiri.
Jika kalian ingin
Wisata Kuliner Binjai : Tahu Balik di Pondok Surya, warung ini ada di jalan Ade Irma Suryani Gang Anggrek No.6 Kp. Tanjung, Binjai – Sumut. Mengingat warung ini cukup terkenal dan tak ada plang nama warungnya, jangan ragu untuk bertanya jika bingung dengan jalannya. Pondok Surya buka dari pukul 12.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Selamat berwisata kuliner.
29 komentar
Sepertinya enak, kapan ke sana lagi, Kak?
BalasHapusSambalnya pedes yah?
belum tau kapan mau ke Tahu Balik Binjai lagi kak Rin, nanti kalau mau kesana awak kabari. sambalnya tergantung selera kak, karena kan kita sendiri yang ngasi sambalnya.
HapusWohoooo..
BalasHapustahunya 5ribu satunya?
Emang mahal atau aku yang nggak siap bayar ya?
Hehe
Duh, sambalnya sedap sekali terlihat..
:D
Untuk menu Tahu Bakso-nya iya mbak, 5 ribu per satu biji :)
Hapushuuaaaa pingin nyobaaa tahu nyaaaaa
BalasHapusntar kalau mau nyoba Tahu Balik Binjai, ajakkin saya ya min, traktirin maksudnya hehhee,,
Hapusmuahal. :(
BalasHapusnabung dulu sebelum kesini Iyah :)
HapusAku suka kwitau dan tahu baksonya dong. Tempatnya kok susah amat ya ? belok kanan belok kiri dekat kali. Aduh !
BalasHapustempatnya memang masuk gang mas, mungkin ada jalan lain yang nggak banyak belok-beloknya, cuma kemarin karena masih 'meraba' jadi kami lewat jalan yang sesampainya saja :D
HapusDaun sop itu daun seledri ya? Hihi
BalasHapusIh, ngilernyaaa pengen nyobain tahu balik...nyampe ngiler ini... (waktu buka masih lama pulaaaa)
Eh iya, kalo di Sunda, Balik itu artinya Pulang, atau Kembali Lagi. Jadi bisa diartikan juga kembali lagi ke tukang Tahu Balik-nya. :D
iya mbak, daun sop itu daun seledri. di medan orang bilangnya daun sop hehhee..
Hapuskalau di medan, balik juga diartikan pulang/kembali lagi, tapi dengan perubahan huruf "I" jadi "E", jadinya balek :)
hayo sini maen ke medan mbak kalau ngiler, kan melipir ke binjai cuma sejam :)
Lha isi dari kulit tahu yang dibalik itu dikemanain mbak? Apa dicampur di adonan baksonya?
BalasHapussaya kurang tau mas isinya dikemanain, soalnya baksonya nggak ada rasa-rasa tahunya. entah kalau lidah saya yang kurang jeli :D
Hapusmeskipun lima ribu per biji, kayaknya emang bikin ngiler :))
BalasHapusiya mbak, emang bikin ngiler tahu baksonya, apalagi liat sambalnya :)
Hapusnyoooshhhh, enak bingit sambelnya itu kak, dicocol, ishh, bikin ngiler. pakai supermi rebus lagi :D nyam..nyam...
BalasHapusmemang sepertinya yang menggoda itu pas liat sambalnya. apalagi aroma daun sop dan bawang gorengnya, menggoda :)
Hapusiihhhhh menggoda bgttt... aku suka bgt ama tahu mba..mw diapain aja suka deh...malah kalo cuma digoreng gini ama sambel itu sbnrnya jauuuh lbh mantep ;).. Blm prnh ke binjai utk makan tahu ini, pdhl tiap lebaran kita mudik ke medan... next nya aku mw cari tahu ini ah
BalasHapuswooo.. mbak fani tahu lover ternyata, berarti nanti pas mudik ke medan harus melipir ke binjai mbak buat nyicipin tahu baliknya :)
Hapusaaarrrgh.. tahu baksonyaaaa.... gak nahaaaan abizzzz.. slurup
BalasHapusiya, apalagi tahu baksonya modelnya dihidangkan di tiap meja. yang tadinya nggak niat pesan, jadi tergoda deh :)
Hapustahunya tampak sedap banget
BalasHapusdari tampilannya sudah terlihat menggoda ya mak :)
HapusJadi penasaran sama rasa tahu baliknya kak :D
BalasHapuskalau penasaran rasa tahu balik, cak cobak lah maen ke binjai biar bisa nyicipin tahu baliknya :)
HapusTahu balek dah pasti enaklah.. isi dalamnya padat kalau tahu bakso. Kalau yang tahu balek krenyes waktu di makan.. yg lebih enaknya kalo kita beli tahu balek di bawa pulanh itu lebih nyos lagi sambal buatan podok suryanya..
HapusMeski ngiler liat tahunya pas dicelup sambel, tapi Binjai terlampau jauh :(
BalasHapusmemang tingg dimana min?!
Hapus