DIREPOTKAN TEMAN, HARUS SENANG ATAU??!
Direpotkan Teman, Harus Senang Atau??! - Pernah merasa direpotkan oleh teman kita? Apa yang ada dipikiran sahabat TRP saat teman kalian merepotkan kalian? Marah, kesal, atau bahkan tak mau lagi berteman dengan orang tersebut. Sebaliknya, pernah merepotkan teman kalian? Bagaimana perasaan kalian saat itu? Senang, sungkan, atau sedih?
Seringkali kita merasa kesal dan keberatan saat teman kita merepotkan kita dengan hal-hal yang menurut kita tidak ada untungnya buat kita. Bahkan merasa rugi. Rugi waktu, tenaga, pikiran, atau bahkan materi. Seringkali kita ingin menolak namun merasa sungkan karena takut dianggap tak setia kawan. Jadilah kita membantunya namun dengan setengah hati dan bersungut-sungut dalam hati. Parahnya lagi, si teman kita itu seperti tak kenal lelah untuk merepotkan kita. Sedikit-sedikit minta tolong. Untuk hal-hal sepele dan bisa diselesaikan sendiri pun masih saja minta tolong kita. Jika sesekali kita menolak, ia pun memohon dengan rengekan seperti anak kecil. Dan kita lagi-lagi harus takluk dengan rengekannya, pastinya dengan bersungut kesal
Dulu, dulu sekali, penulis juga pernah merasa demikian. Kesal saat teman meminta tolong yang merepotkan. Tapi pernah suatu kali, saat penulis memiliki suatu masalah dan harus merepotkan seorang teman. Penulis pun memilah teman mana yang akan penulis mintai tolong (baca: repotkan). Tidak semua teman tentunya. Hanya beberapa teman saja, teman yang ketika penulis repotkan, penulis merasa nyaman. Nyaman disini bukan berarti penulis senang karena sudah merepotkan teman. Tapi nyaman karena penulis merasa percaya untuk berbagi kesusahan dengan orang tersebut. Penulis merasa ada kedekatan dengan mereka dan melihat bahwa mereka adalah orang-orang baik dan tulus. Perasaan itu timbul tidak pada semua teman. Tidak juga terhadap teman-teman yang telah lama penulis kenal. Terkadang malah penulis merepotkan teman yang baru saja penulis kenal. Tapi entah kenapa penulis merasa nyaman ketika meminta tolong padanya.
Sejak saat itu, jika ada teman yang meminta tolong dan membuat penulis kerepotan, yang penulis rasakan justru senang. Senang karena sudah membantu teman tersebut. Senang karena penulis yakin, ketika teman tersebut meminta tolong pada penulis, bukan karena ingin merepotkan, tapi karena ia percaya pada penulis.
Nah, sahabat TRP. Berbahagialah jika sahabat kalian merepotkan kalian dengan berbagai masalahnya. Itu artinya ia menganggap kalian adalah seseorang yang baik dan tulus. Seseorang yang pantas menjadi sahabatnya. Seorang teman yang tidak hanya bisa diajak berbagi suka, tetapi juga duka dan tangis. Artinya juga bahwa kalian adalah orang yang bermanfaat. Kalau bukan sahabat, memangnya siapa lagi yang akan kita repotkan selain keluarga. Lagipula, pada saat-saat tertentu kita juga akan merepotkan orang lain kan.
***
NB : Terbit di rubrik TRP, Analisa Minggu 02 Agustus 2015 dengan judul “Direpotkan Teman”
Tags:
PUBLISH MEDIA ARTIKEL
4 komentar
sudah sepantasnya kita saling membantu di hal-hal yang kita bisa bantu... kalau di hal yang kita bisa bantu saja masih berhitung bagaimana di hal yang yang memang tidak bisa membantu...
BalasHapusjangan setengah hati ya, ditambah setengah lagi bisa kan? :)
BalasHapuskita juga tak mungkin selamanya tidak punya maslah dan tidak mungkin tidak memerlukan teman.apapun yang kita bisa lakukan lakukanlah dengan sepenuh hati, karena apapun yang dilakukan sepenuh hati akan selalu berkesan dihati :)
Kalau memang teman benar2 membutuhkan bantuan, InsyaAllah aku pun akan dengan ikhlas membantu mbak...
BalasHapusItulah gunanya teman kan :))
Tergantung kondisi sih mbak kalau saya mah :D
BalasHapusKalau lg free dan bener bener gak ada sesuatau yg saya kerjakan gak masalah sih membantu teman ..