KEANGKUHAN DUA HATI
Seringkali begini, saat waktu dan ego kompak mempermainkan kita.
Kemarin, aku menyerah pada rindu dan mengabaikan ego dengan menyapamu.
Yang kudapat hanya alibi bernada pengabaian. Sayangku, kau pasti tau pedih hati karena diabaikan. Rinduku kau abaikan dengan dalih ini itu. Rasanya menyakitkan, sayang.
Malam ini, kau meletakkan juba keangkuhanmu dan membiarkan jemarimu menekan nomor ponselku. Tapi rindu telah kubiarkan pergi bersama rintik hujan kemarin malam yang menemaniku pulang. Hanya kosong yang merajai hati kala kutatap ponselku yang bergetar. Aku masih terpaku pada entah, pada tanya, kenapa getar itu tak hadir di hatiku?
Maaf sayang, rindumu kuabaikan. Mungkin kini kau tengah terdiam geram, memungut juba keangkuhanmu, dan memakainya kembali bila esok aku kembali menyapamu karena desakan rindu.
12 Jan’15, sesaat setelah getar ponsel tanda panggilan masuk dari nomormu.
NB : Photo by Laki-Laki Hujan, Location : Tipang Mas - Bakkara
8 komentar
Uhuk,.. ciyeee siapa tuh Kak Di, si lelaki hujan ?
BalasHapusbukan kak, hihiii.... laki-laki hujan hanya fotoprapher dari photo itu saja :)
Hapusblog mu agak-agak membuatku gimana ya ger....
BalasHapuscemana..cemana?? ;)
HapusCinta muncul dimana-mana... Hahaha
BalasHapusso sweeeeet
bukankah baik jika cinta muncul dimana-mana :)
BalasHapusGlodaakkk
BalasHapusapa tuh maksudnya bang??? hehhee..
Hapus