Assalamualaikum warga blogger, bagaimana puasanya hari ini, semoga lancar ya. Kita semua pasti tahu dong ya kalau puasa itu tak hanya sekedar menahan haus dan lapar, tetapi juga menjaga mata, hati, pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Menjaga perkataan juga harus kita lakukan loh, tidak hanya saat puasa, tetapi tiap saat. Karena masalah besar sangat mungkin timbul karena perkataan yang kita ucapkan.
Ini postingan pertama saya di bulan Juli dan selama puasa, membahas tentang kata-kata. Sebenarnya tulisan lama, namun baru dimuat Minggu 29 Juni 2014 kemarin di harian Analisa Medan. Selamat membaca, selamat berpuasa dan menjaga tiap kata yang keluar dari mulut kita :)
KATA-KATA
Tak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa kata-kata lebih
tajam daripada pedang. Sekilas, kata-kata memang hanyalah kata-kata, hanya
kumpulan huruf-huruf yang dirangkai sedemikian rupa. Namun sebenarnya,
kata-kata adalah serangkaian huruf yang memiliki makna. Sedangkan reaksi tiap
orang terhadap kata-kata berbeda-beda. Tergantung pada situasi, kondisi dan
cara pandang seseorang yang mendengar kata-kata tersebut.
Kata-kata dapat membuat seseorang sedih,
sakit hati, putus asa, kecewa, marah, kesal dan perasaan tak mengenakkan
lainnya. Selain itu, kata-kata juga dapat membuat orang yang
mendengar/membacanya menjadi semangat, bahagia, menangis haru, berbunga-bunga
dan tertawa senang. Tak jarang kata-kata juga membuat kita bingung akan
maksudnya.
Terkadang, sebuah kata dapat membawa dampak
sangat besar terhadap seseorang, namun terkadang juga tak membawa dampak
apa-apa. Ia bisa membawa dampak psikologis yang lebih besar dibanding makna
dari kata itu sendiri. Misalnya saja kata skripsi.
Secara bebas, skripsi adalah sebuah karya
tulis yang ditulis mahasiswa ketika hendak menyelesaikan pendidikan S1-nya.
Namun, reaksi atau dampak yang terjadi tiap orang ketika mendengar kata itu
sangat beragam. Ada yang jadi panas dingin karena skripsinya hingga kini belum
juga kelar dan dosen yang banyak maunya. Ada yang merasa tertantang untuk dapat
menyelesaikannya dengan cepat. Ada juga yang biasa-biasa saja.
Kata-kata sangat sakti. Ia bisa
menghancurkan namun juga dapat menjadi juru pendamai. Sebuah persahabatan yang
telah terjalin lama dapat hancur seketika hanya karena kata-kata. Karena salah
satu dari mereka mengucapkan kata-kata yang membuat sahabatnya tak senang.
Seorang anak yang gugup tak karuan saat
hendak tampil dalam pertunjukan tiba-tiba menjadi semangat karena sang ibu
mengucapkan kata-kata yang membuatnya semangat. Pasangan suami istri yang
bertengkar dan memutuskan hendak bercerai, dapat kembali harmonis karena mereka
merespons baik kata-kata (nasihat) yang dilontarkan orang-orang sekitar.
Begitulah kata-kata, ia bisa menjadi
bencana jika tak diucapkan dengan baik dan pada tempatnya. Jadi, mulai
sekarang, hati-hatilah jika hendak berkata-kata. Jangan sampai kata-kata kita
membuat orang lain sakit hati dan marah pada kita.
* Kamar ke-7, April 2012
Tags:
PUBLISH MEDIA ARTIKEL
1 komentar
iya, makanya kita harus berkata-kata yang baik ya sist,, supaya yang dengar juga nggak sakit hati.
BalasHapuspostingan jalan-jalan, ditunggu ya,,, hehheeee...